Senin 14 Jan 2019 11:29 WIB

Kotak Hitam CVR Lion Air JT-610 Ditemukan

Lokasi penemuan berada di sekitar lokasi jatuhnya pesawat di Tanjung Karawang

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nidia Zuraya
Tim SAR gabungan berdoa bersama sebelum melakukan pencarian kotak hitam (black box) pesawat Lion Air bernomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
Tim SAR gabungan berdoa bersama sebelum melakukan pencarian kotak hitam (black box) pesawat Lion Air bernomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jakarta, Kamis (1/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kotak hitam cockpit voice recorder (CVR) pesawat Lion Air PK-LQP JT-610 berhasil ditemukan di lokasi jatuhnya pesawat tersebut di Tanjung Karawang, Laut Jawa, Jawa Barat. CVR tersebut ditemukan oleh penyelam Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Dinas Penyelam Bawah Air (Dislambair) TNI Angkatan Laut (AL).

"Iya (CVR) ketemu pukul 09.10 WIB, oleh penyelam Kopaska dan Dislambair," ujar Kadispen Koarmada I Letkol Laut (P) Agung Nugroho saat dikonfirmasi, Senin (14/1).

Menurut Agung, lokasi penemuan berada di sekitar lokasi jatuhnya pesawat tersebut di Tanjung Karawang, Laut Jawa, Jawa Barat. Saat ini, CVR sudah diangkat dari bawah laut ke atas kapal.

"Masih di perairan karawang. Saya belum cek pastinya. Sekarang (CVR) sudah dipegang, sudah diangkat ke kapal," ujar dia.

Sebelumnya, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menggandeng Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) untuk kembali mencari cockpit voice recorder (CVR) Lion Air JT-610 PK-LQP. CVR ini jatuh di perairan Tanjung Karawang, beberapa waktu lalu.

Pushidrosal mengerahkan KRI Spica-934 yang diberangkatkan dari Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (8/1).

Keberangkatan kapal survei Hidro - Oseanografi dibawah pembinaan Pushidrosal tersebut dilepas Kapushidrosal Laksda TNI Harjo Susmoro dan Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono serta para pejabat utama kedua lembaga.

Kapushidrosal mengatakan, keberangkatan KRI Spica-934 yang memiliki peralatan bawah air dengan teknologi canggih ini untuk terus mencari keberadaan CVR yang sampai saat ini belum diketemukan. KRI membawa alat yang lengkap seperti Multibeam Echosounder (MBES), Sub Bottom Profiling (SBP), Magnetometer, Side Scan Sonar, ADCP serta peralatan HIPAP yang mampu mendeteksi sinyal dari black boxdari Lion JT-610.

"Selain peralatan tersebut KRI Spica-934 juga membawa ABK sebanyak 55 orang, personel KNKT 9 orang, penyelam TNI AL 18 orang, serta 'Scientist' 6 orang," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement