Ahad 13 Jan 2019 16:49 WIB

Tiket Pesawat Tinggi, Pariwisata Lombok Sepi

Lombok sangat mengandalkan transportasi udara untuk menarik turis masuk.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah wisatawan asing berjemur di pinggir pantai Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (16/8).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Sejumlah wisatawan asing berjemur di pinggir pantai Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengeluhkan tingginya tiket pesawat yang berdampak pada lesunya tingkat kunjungan wisatawan ke Lombok. Ketua PHRI NTB I Gusti Lanang Patra mengatakan, sektor pariwisata Lombok yang sedang berjuang kembali pulih dari dampak bencana, kini dihadapkan persoalan sulit dengan tingginya harga tiket pesawat.

"Ini sangat mengkhawatirkan kita, karena bagaimanapun juga itu sangat mempengaruhi kedatangan mereka (wisatawan)," ujar Lanang di Mataram, NTB, Ahad (13/1). Lanang mengatakan, dampak dari tingginya harga tiket pesawat sudah mulai terasa bagi para industri hotel dan restoran di NTB.

Saat ini okupansi kamar hotel di NTB hanya berkisar pada 20 persen sampai 30 persen. Tidak seperti objek destinasi wisata di Pulau Jawa yang memiliki alternatif transportasi berupa kereta api dan bus, sektor pariwisata sangat bergantung pada dunia penerbangan dalam mendatangkan wisatawan.

"Itu sangat signifikan, tamu hotel berbintang di NTB hampir 95 persennya memggunakan pesawat ke Lombok, tidak mungkin dari Jakarta naik kapal laut ke sini," kata Lanang.

Kenyataannya saat ini, kata Lanang, harga tiket pesawat justru lebih murah dari Jakarta ke Singapura ketimbang ke Lombok. Hal ini seperti ironi lantaran biaya penerbangan ke daerah lain di Indonesia justru lebih mahal dibanding ke luar negeri.

"Masalahnya sekarang tiket Jakarta ke Lombok itu jauh lebih mahal daripada Jakarta ke Singapura. Makanya itu kan berpengaruh langsung," ucap Lanang.

Lanang menambahkan, kenaikan harga tiket pesawat bisa dimaklumi jika terjadi pada peak season. Namun, kenaikan harga tiket pesawat pada low season dinilai sangat merugikan sektor pariwisata Lombok. Pada saat normal, kata Lanang, tiket pesawat dari Jakarta ke Lombok masih bisa mendapatkan harga sebesar Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribu. Dia mengkhawatirkan, masyarakat Indonesia nantinya malah akan memilih berlibur ke luar negeri ketimbang ke Lombok karena tingginya harga tiket pesawat.

"Harapan kita tolong jangan seperti itu kalau mau hidupkan pariwisata," kata Lanang.

Berdasarkan pantauan pada aplikasi pemesanan tiket daring, untuk rute Jakarta-Lombok pada Rabu (16/1), harga tiket terendah ialah sebesar Rp 1,1 juta. Sebagai perbandingan, rute Jakarta ke Singapura pada hari yang sama hanya sebesar Rp 500 ribu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement