Sabtu 12 Jan 2019 23:52 WIB

Nelayan di Labuan Masih Takut Melaut Pascatsunami

Para nelayan memenuhi kebutuhan hidup dengan mengandalkan bantuan.

Pesisir pantai Anyer, Banten pascabencana tsunami (ilustrasi).
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Pesisir pantai Anyer, Banten pascabencana tsunami (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Nelayan di Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, hingga kini belum berani melaut pascatsunami. Mereka masih trauma dengan bencana tersebut dan khawatir menjadi korban kecelakaan laut.

"Kami, nelayan masih ketakutan melaut," kata Sargawi, seorang nelayan di TPI Teluk Labuan, Pandeglang, Sabtu (12/1).

Nelayan saat ini memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan mengandalkan bantuan logistik dari donatur maupun pemerintah.  Selain itu, perahu dan kapal mereka mengalami kerusakan akibat diterjang tsunami.

Bahkan, kondisi perahu dan kapal saling bertabrakan dan menumpuk, sehingga sulit diangkat dan diperbaiki. "Kami akan melaut sekitar dua bulan nanti," katanya.

Surya, seorang nelayan Labuan mengaku saat ini seluruh nelayan belum diperintahkan melaut karena masih trauma dengan tsunami yang menerjang permukiman warga nelayan.

Untuk itu, kebanyakan nelayan memperbaiki kapal dan perahu yang mengalami kerusakan, termasuk alat tangkap yang rusak akibat diterjang tsunami.  "Kami lebih baik memperbaiki kapal dibanding melaut karena risiko kecelakaan laut cukup besar," katanya.

Berdasarkan pantauan, Sabtu, kondisi TPI Higienis Teluk Labuan tampak sepi dan tidak ada aktivitas pelelangan ikan. Bahkan, beberapa bagian Gedung TPI Teluk mengalami kerusakan akibat tsunami.

"Kami berharap pemerintah dapat menyalurkan bantuan kapal untuk meringankan beban nelayan," kata Karta, seorang nelayan TPI Teluk Labuan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement