REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo mengatakan larangan menanam sayuran di lahan miring harus tegas. Hal ini bertujuan agar longsor serupa di Sukabumi tidak terjadi.
"Ke depan harus ada upaya yang keras yang sistematis yang serius untuk tidak lagi boleh menanam tanaman sayuran di kemiringan," kata Doni di sela peninjauan area longsor di Kampung Cimapag, Sukabumi, kemarin.
Dia mengatakan, salah satu penyebab bencana longsor di Cimapag itu karena di bagian atas ditanami padi. Hal itu menyebabkan dalam jangka waktu lama, tanah menjadi gembur dan bergerak menutup perkampungan di bawahnya.
Menurut dia, aturan soal larangan menanam sayuran dan tanaman lain yang tidak bisa menjaga struktur tanah sudah ada. "Tetapi karena dibiarkan akhirnya masyarakat mungkin juga tidak memahami, menjadi korban," katanya.
Di Cimapag, di bagian mahkota longsor adalah tanaman padi. "Kalau padi jelas nanti akan ada air maka risikonya terjadi tanah longsor," kata dia.
Cimapag, kata dia, hanya salah satu contoh tanah miring ditanami jenis sayuran. Ke depan, di kawasan itu dan daerah lain harus dipertegas aturan itu.
Sebagai gantinya, lanjut dia, tanaman yang harus ditanam di kawasan rentan longsor adalah pepohonan yang memiliki akar kuat sehingga mampu menjaga struktur tanah. "Bukan hanya di tempat ini, tetapi di banyak daerah. Harus ada solusi untuk mengganti jenis pohon," katanya.
Tanaman padi sebaiknya tidak lagi ditanam di area miring. Padi dapat diganti tanaman lain yang lebih dapat menjaga struktur tanah agar tidak labil.
"Pohon yang mungkin sekelas padi yang juga bisa memberikan hasil yang mungkin lebih baik dari padi menurut saya juga tidak sedikit, seperti serai wangi," kata dia.
Serai wangi, kata dia, setelah ditanam selama tujuh bulan bisa dipanen dan harganya tidak kalah dibanding padi, bahkan bisa lebih tinggi. "Dan serai wangi itu bisa menahan longsor," katanya.