Jumat 11 Jan 2019 18:10 WIB

Kasus Anak Gizi Buruk Ditemukan di Purbalingga

Orang tua Arfi kesulitan menanggung biaya operasional ke RSUD.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nur Aini
Ilustrasi pengidap gizi buruk
Foto: Antara/Novrian Arbi
Ilustrasi pengidap gizi buruk

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Kasus gizi buruk pada anak balita ditemukan di Kabupaten Purbalingga. Afri, anak berusia 4,5 tahun asal Candiwulan Kecamatan Kutasari, kini hanya bisa terbaring di bangsa perawatan intensif RSUD Goeteng Taroenadibrata. 

Tubuhnya terlihat menonjolkan kerangka, dengan bagian wajah cekung dan tulang pipi menonjol. Jangankan untuk berdiri, untuk mengangkat kepalanya saja, Afri tidak mampu.

Direktur RSUD Goeteng Taroenadibrata, dr Nonot Mulyono, kasus yang dialami Afri memang merupakan kasus gizi buruk. Namun dia menyatakan, kasus gizi buruk ini terjadi karena adanya gangguan pencernaan pada anak tersebut.

''Pasien ini sebenarnya pernah kita rawat dengan gangguan yang sama pada November 2018 lalu. Namun saat itu kondisinya lebih bagus dari saat ini. ''Setelah mendapat perawatan dan kondisinya sudah cukup baik,'' ujarnya.

Namun Nonot menyebutkan, tiga hari lalu Afri diantar lagi ke RSUD oleh orang tuanya, Kusni Kusmiarto (36 tahun), dengan kondisi yang jauh lebih buruk. ''Untuk anak seusia Afri, seharusnya bobot idealnya sekitar 20 kg. Tapi ini hanya 10 kg,'' ujarnya.

Berdasarkan keterangan orang tuanya, Afri mengalami kesulitan makan. Setiap kali makan, pasti muntah atau diare. Karena kondisi ini berlangsung lama, tubuh Afri tidak mendapat asupan makan yang memadai. 

Dengan kondisi tersebut, pihak RSUD menyarankan Arfi dirujuk ke RSU Margono Soekarjo Purwokerto yang peralatan medisnya lebih lengkap. Namun orang tua pasien menolak, karena kesulitan biaya operasional perjalanan bila harus dirawat jauh dari rumahnya.

Dokter Nonot juga menyatakan, setelah menjalani perawatan selama 3 hari, kondisi Afri saat ini sudah ada kemajuan walaupun belum terlihat jelas. Sedangkan mengenai penyebab penyakitnya, tim medis yang menangani masih mencari problem utama penyakitnya. ''Diagnosis sementara, usus Afri tidak bisa bekerja optimal, sehingga tidak mampu menyerap gizi makanan. Penyebab muntah dan diarenya sedang kita cari,'' ujarnya.

Sedangkan untuk memperbaiki kondisi Afri, Nonot menyebutkan, pihaknya memberikan asupan  makanan denngan menggunakan selang infus. Selain itu, pihaknya juga memberikan asupan makanan susu formula yang cocok bagi pencernaannya.

Ayah Afri, Kusni Kusmiarto yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan mengakui, anaknya memang lahir dengan kondisi tidak memiliki anus. Karena pihak RSUD Purbalingga belum bisa menangani kasus tersebut, Afri dioperasi di RS PKU Muhammadiyah Gombong untuk dibuatkan anus buatan.

Setelah itu, kata Kusni, kondisi Afri sebenarnya tumbuh normal. Dia juga bisa makan dengan baik sebagaimana anak-anak lainnya. Namun, sejak beberapa bulan terakhir, Afri mengalami kesulitan makan. ''Setiap kali makan, selalu dimuntahkan lagi. Kalau pun tidak muntah, pasti diare,'' katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement