Rabu 09 Jan 2019 21:02 WIB

Ini Rekayasa Arus Saat Pembongkaran Traffic Decking MRT

Rekayasa arus mulai 10-16 Januari.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas berktivitas didekat mini information center atau pusat layanan informasi di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta, Senin (7/1).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas berktivitas didekat mini information center atau pusat layanan informasi di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta, Senin (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT MRT Jakarta memberlakukan rekayasa lalu lintas di persimpangan Jalan Dr Satrio dan Jalan Jenderal Sudirman. Hal itu dilakukan terkait pembongkaran Traffic Decking pada area konstruksi pintu masuk sebelah timur Stasiun Bendungan Hilir yang terletak di depan Gedung Sampoerna Strategic.

"Kegiatan pembongkaran ini membutuhkan area kerja sehingga akan dilakukan Manajemen Rekayasa Lalu Lintas pada tanggal 10-16 Januari 2019," ujar Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta Muhamad Kamaludin melalui siaran persnya, Rabu (9/1).

Ia menjelaskan, akan ada pengurangan jumlah lajur di Jalan Jenderal Sudirman yang mengarah ke Blok M. Tepatnya di depan gedung Sampoerna Strategic Square menjadi tiga lajur yakni dua lajur reguler dan satu lajur campur antara jalur TransJakarta dan reguler.

Selanjutnya, PT MRT melakukan penutupan akses dari Jalan Dr Satrio ke Jalan Jenderal Sudirman di samping gedung Sampoerna Strategic. Untuk sementara, pengendara dapat menggunakan rute alternatif.

"Masyarakat yang berkendara dari Jalan Dr Satrio menuju arah Blok M dapat menggunakan rute alternatif melalui Jalan Masjid Hidayatullah atau Jalan Karet Sawah menuju ruas jalan di samping Plaza Sentral," jelas Kamaludin.

Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Bendungan Hilir merupakan salah satu stasiun dari proyek MRT fase 1 rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI). Sementara, direncanakan MRT fase 1 itu akan beroperasi pada Maret 2019 mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement