REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Laksamana Muda TNI (Purn) Willem Rampangilei, mengingatkan Letnan Jenderal TNI Doni Monardo, BNPB tak kenal hari libur. Selama satu tahun, ia tak boleh tidur nyenyak.
"Kalender di BNPB tidak ada tanggal merah. Itu artinya, satu tahun, 365 hari, tidak boleh tidur nyenyak," ujar Willem dalam sambutannya pada kegiatan serah terima jabatan Kepala BNPB di Kantor BNPB, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (9/1).
Willem yang mengaku telah mengenal sosok Doni cukup lama mengucapkan selamat datang kepada Kepala BNPB yang baru itu. Ia yakin, berdasarkan latar belakang pendidikan dan juga penugasan yang dimiliki oleh mantan Danpaspampres itu, Doni dapat membuat BNPB lebih maju.
"Selamat bertugas, mengemban amanah, welcome to the club," tuturnya.
Willem menuturkan, Indonesia merupakan negara rawan bencana. Sekitar 150 juta orang tinggal di rawan bencana gempa, 60 juta orang tinggal di daerah rawan banjir, 40 juta orang tinggal di daerah rawan longsor, 4,2 juta orang tinggal di daerah rawan bencana tsunami dan 3,5 juta orang tinggal di daerah rawan erupsi gunung berapi.
"Berdasarkan data dan pengalaman, tren kebencanaan dari tahun ke tahun semakin meningkat dan kompleks penangangannya," kata dia.
Pada 2018, sambungnya, tercatat 2.572 kejadian bencana. Jumlah tersebut menelan korban meninggal dunia sebanyak 4.814, 320 rumah rusak, 1.736 fasilitas pendidikan rusak, dan 106 fasilitas kesehatan rusak.
Sebelumnya, Doni resmi menjabat sebagai Kepala BNPB setelah dilantik oleh Presiden di Istana Negara, Rabu (9/1). Doni dinilai sebagai sosok yang tepat.
Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), Doni merupakan sosok yang tepat sebagai Kepala BNPB lantaran memiliki manajemen yang kuat dan dapat bertindak responsif di lapangan. Dalam melakukan seleksi, Presiden sendiri mengaku tak terlalu mempertimbangkan status Doni yang masih menjabat sebagai perwira aktif.
"Saya tidak melihat aktif atau tidak aktif tetapi yang ingin saya melihat adalah manajemen yang kuat, tindakan yang cepat di lapangan," kata Jokowi.
Sebagai negara yang rawan terhadap bencana alam, kata Jokowi, pemerintah membutuhkan sosok kepemimpinan yang kuat yang dapat melakukan manajemen kebencanaan yang baik. Sosok pemimpin yang kuat tersebut juga diperlukan untuk mengkoordinasikan pemda dengan pemerintah pusat, maupun TNI dan Polri.
"Sehingga memerlukan leadership sebuah kepemimpinan yang kuat dan saya melihat Pak Letnan Jenderal Doni orangnya," kata dia.