REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) saat musim penghujan mulai marak. Sepanjang 2018, kasus DBD yang tercatat pemerintah mencapai 11 ribu kasus.
Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengakui, kasus DBD selama 2018 masih terjadi tetapi masih lebih kecil dibandingkan 2017. "Kasus DBD selama tahun 2017 ada sekitar 22 ribu kasus dan saat ini (2018) kasusnya baru sekitar 11 ribu," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (9/1).
Kendati demikian, pihaknya mengakui belum mendapat laporan lengkap dari seluruh Dinas Kesehatan termasuk Dinas Kesehatan Sulawesi Utara yang marak terjadi DBD. Ia menyebut Kemenkes sedang mengonfirmasi kasus DBD di Dinas Kesehatan Sulawesi Utara karena belum mendapat laporan dari lembaga tersebut.
"Untuk Manado sedang kami konfirmasi datanya karena belum ada laporan dari Dinas Kesehatan Sulawesi Utara," ujarnya.
Kasus DBD semakin banyak terjadi selama musim penghujan seperti saat ini. Saat musim hujan, terdapat banyak genangan air yang merupakan tempat berkembang biaknya larva nyamuk.
Karena itu, dia melanjutkan, Kemenkes memberikan surat edaran dari Menteri Kesehatan untuk waspada kepada para gubernur karena memasuki pancaroba. Kemenkes melalui Dinas Kesehatan juga memberikan inseksitida termasuk bahan insektisida seperti malation untuk fogging.
"Saat ini sudah di provinsi," ujarnya.
Tak hanya memberikan insektisida, pihaknya mengimbau masyarakat melakukan 3M yaitu menutup, mendaur ulang, menguras bak mandi, dan untuk telur dapat memanfaatkan ikan pemakan jentik, memastikan tidak ada baju yang tertumpuk. Selain itu, menyemprot ruangan atau menggunakan repelen bila perlu.
"Kemudian kalau demam terjadi saat musim penghujan maka segera periksa ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) karena demam turun di hari ketiga biasanya bisa jadi sidah memasuki fase presyok. Jadi segera ke fasyankes," katanya.
Sebelumnya per tanggal 1-6 Januari 2019, sudah ada 67 kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), dengan tiga orang meninggal. Data ini disampaikan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulut Debie Kalalo, dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (8/1).