REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Media sosial Twitter sempat diramaikan dengan tagar #jodohmalang, Selasa (8/1) lalu. Keramaian ini pun berhasil mendapatkan tanggapan sejumlah warga termasuk Wali Kota Malang, Sutiaji.
Saat ditemui wartawan di Balai Kota Malang, Sutiaji menerangkan, individu-individu yang jomblo sebenarnya memiliki alasan tertentu. Pertama, mereka dalam kondisi tersebut karena terlalu sibuk dengan karirnya.
"Yang kedua, nanti akan kami lakukan ketika menjomblonya itu karena ada ketakutan secara psikologi. Itu nanti akan kita lakukan pendampingan," kata Sutiaji.
Menurut Sutiaji, sudah ada tiga lembaga psikologi yang menawarkan diri untuk memberikan bantuan. Tawaran ini diberikan setelah tagar #jodohmalang ramai di media sosial. Bahkan, terdapat rekan dekatnya yang berprofesi psikolog di Universitas Gajah Mada (UGM) menyatakan kesiapan pendamping.
"Ada teman psikolog UGM menyampaikan 'siap Pak Wali saya nanti satu bulan sekali datang ke Malang'. Kalau gratis ya nggak apa-apa," tambah dia.
Pada Selasa (8/1) subuh, tagar jodohmalang sempat berada di posisi pertama dalam pembicaraan di Twitter. Pembahasan tagar ini terus berlanjut sampai Selasa sore di berbagai akun.
Akun @rafkarinaa menjadi salah satu warganet yang ikut meramaikan tagar tersebut. "#jodohmalang moga jodoh sm orang malang. Hahahaha," tulisnya.