Rabu 09 Jan 2019 03:59 WIB

Pemerintah Klaim Program Sejuta Rumah Lampaui Target

Total rumah yang dibangun selama 2018 mencapai 1.132.621 rumah.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nashih Nashrullah
Pekerja menyelesaikan pembuatan rumah subsidi pemerintah program Sejuta Rumah Murah di Desa Sambirejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Rabu (22/6).
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Pekerja menyelesaikan pembuatan rumah subsidi pemerintah program Sejuta Rumah Murah di Desa Sambirejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Rabu (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI mengklaim jumlah rumah yang telah dibangun dalam Program Satu Juta Rumah telah mencapai target. Total rumah yang dibangun selama 2018 mencapai 1.132.621 rumah.   

Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid, mengatakan Program Satu Juta Rumah merupakan kolaborasi antara para pemangku kepentingan di bidang perumahan mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Asosiasi Pengembang Perumahan antara lain REI dan Apersi, perbankan, dan perusahaan swasta melalui kegiatan corporate social responsibility (CSR) dan masyarakat.

Melalui program ini, kata Khalawi, diharapkan dapat memperkecil backlog penghunian perumahan di Indonesia yang pada  2015 mencapai 7,6 juta unit menjadi 5,4 juta unit pada 2019. Selain untuk memperkecil backlog yang ada, kebutuhan rumah per tahunnya juga terus bertambah sekitar 800 ribu unit.

Khalawi menyebutkan, pemerintah juga berupaya mengurangi rumah tidak layak huni di Indonesia yang mencapai 3,4 juta pada 2015 menjadi 1,9 juta unit pada 2019.  Melalui Program Satu Juta Rumah, setiap tahunnya ditargetkan terbangun rumah sebanyak 1 juta unit dengan proporsi 70 persen rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 30 persen merupakan hunian non MBR.  

Dia mengatakan, dalam penyediaan hunian kemampuan pemerintah melalui dana APBN hanya sekitar 20 persen terutama untuk rumah MBR. Kemudian sekitar 30 persen berasal dari subisidi KPR dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). 

“Sisanya merupakan rumah yang dibangun oleh masyarakat secara swadaya dan pengembang perumahan secara formal,” kata Khalawi dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Rabu (9/1).

Dia menjelaskan, pada 2019, Ditjen Penyediaan Perumahan menargetkan pembangunan rusun sebanyak 6.873 unit, rumah swadaya 206.500 unit, rumah khusus 2.130 unit, dan bantuan prasarana sarana umum bagi 13 ribu unit seperti jalan lingkungan, tempat pengolahan sampah, dan jaringan air minum.  

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement