REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG - Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menargetkan pemetaan desa stunting selesai di akhir Januari 2019. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Provinsi Babel, Fery Insani mengatakan seharusnya target pemetaan ini selesai di akhir Desember 2018.
"Namun karena ada berbagai kendala sehingga baru bisa diselesaikan akhir bulan ini," kata dia, Selasa (8/1).
Ia mengatakan, pemerintah daerah fokus mencegah terjadinya stunting dengan penanganan gizi sensitif. Selain itu, dengan mengedukasi para orang tua terkait asupan gizi yang baik untuk anak usia 0-24 bulan dan ibu hamil.
Dengan melakukan pemetaan di desa rawan stunting, akan memudahkan pemerintah daerah mengalokasikan anggaran untuk penanganan gizi sensitif dan sebagai upaya menekan angka stunting.
"Sekarang masih dikoordinasikan bagaimana anggaran di masing-masing pemda untuk menangani stunting, pendekatan gizi sensitif ini yang masih dipertajam dan mengarah pada desa yang masuk kategori rawan," ujarnya.
Menurut dia, salah satu penyebab stunting yakni perkawinan usia dini, asupan gizi yang kurang dan kesehatan. Tidak ada faktor genetik atau keturunan yang memacu stunting.