Selasa 08 Jan 2019 19:24 WIB

Ini Pengakuan Adik yang Tewaskan Kakak Kandungnya

Korban sempat terlibat perkelahian dengan adik dan kakaknya.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Teguh Firmansyah
Pembunuhan (Ilustrasi)
Foto: pixabay
Pembunuhan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Angga (24 tahun), pelaku pembunuhan terhadap kakak kandungnya Rahmat Nursamsi (27 tahun), warga Kampung Cibendasari, Desa Cipinang, Kecamatan Cibatu, Purwakarta, hanya tertunduk lesu saat berada di Mapolres Purwakarta.

Angga tak menyangka, dia telah menghabisi nyawa kakaknya tersebut. "Saya tidak berniat membunuh," ujar Angga, dengan wajah tertunduk, kepada Republika.co.id, Selasa (8/1).

Sebelum kejadian atau tepatnya pada Senin malam (7/1) sekitar pukul 21.00 WIB, Angga bersama kakak tertuanya Dona (28 tahun), sedang menyantap makan malam rumah mereka.

Tiba-tiba, datang korban Rahmat Nursamsi, sambil meracau. Angga yang sedang makan, menasehati kakaknya itu supaya menghentikan kebiasaan minum minuman keras.

Sebab, saat meracau, tercium bau alkohol dari mulut Rahmat. "Saya hanya menasehati dia, supaya berhenti minum. Ternyata, dia tak terima lalu menyerang saya," ujarnya.

Baca juga, Pelaku Pembunuhan Kesal karena Diludahi Wajahnya.

Akhirnya terjadi baku hantam antara adik dan kakak tersebut. Sadar akan keributan, Dona kakak tertua mencoba melerai keduanya. Mengingat, saat itu bapak kandung mereka sedang sakit.

Tetapi, bukannya berhenti korban Rahmat justru menyerang Dona. Akhirnya, ketiga bersaudara ini terlibat perkelahian. Dengan kondisi ini, Angga berupaya menghentikan keributan dengan keluar rumah. Begitu juga dengan Dona, dia memilih masuk ke dapur.

Namun, Rahmat justru mengejar Angga. Bahkan, korban menyabetkan pisau dapur yang diperoleh dari ruang depan untuk menyerang Angga. Sadar akan serangan itu, Angga menangkisnya. Sampai pisau tersebut jatuh.

"Saya mengambil pisau, lalu menyabetkannya sekali ke bagian kepala dan punggung Rahmat. Seketika Rahmat ambruk bersimbah darah," ujar Angga.

Melihat Rahmat ambruk, Angga mengaku panik dan syok juga. Dia berusaha memeluk korban. Rahmat dibawa oleh anggota keluarganya ke rumah kerabat. Dari rumah kerabat, korban dibawa ke RS Bhakti Husada. Namun, di perjalanan korban meninggal dunia.

Sementara itu, Dona kakak kandung korban, mengaku ikut memukul korban sebanyak lima kali. Dia ikut memukul karena kesal, sebab korban malah menyerang balik dirinya. "Padahal niat saya hanya melerai. Tapi, korban justru memukul saya. Akhirnya, saya emosi dan memukul balik selama lima kali," tutur Dona.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement