REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Masa tanggap darurat penanggulangan longsor di Kampung Garehong Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi berakhir 6 Januari 2019. Selepas itu Pemerintah Kabupaten Sukabumi fokus pada upaya relokasi permukiman warga dan pemulihan kondisi psikologis korban longsor.
‘’ Tanggap darurat sudah berakhir, meskipun korban satu belum ditemukan tapi keluarga mengikhlaskan,’’ ujar Bupati Sukabumi Marwan Hamami kepada wartawan disela-sela menghadiri kegiatan di SMA Negeri 1 Cisaat, Sukabumi, Senin (7/1).
Namun setelah tanggap darurat resmi ditutup masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Terutama kata Marwan upaya relokasi terhadap sebanyak 30 kepala keluarga (KK) yang terdampak bencana. Selain itu diperlukan langkah pemulihan kondisi psikologis para korban bencana termasuk anak-anak di dalamnya.
Pemkab juga lanjut Marwan, akan membenahi sarana infrasruktur yang rusak akibat bencana. Sejumlah rencana tersebut akan dipantau selama satu minggu ke depan.
‘’Misalnya upaya relokasi yang akan dikomunikasikan dengan warga,’’ cetus Marwan.
Rencananya ungkap Marwan, pemkab akan mencari lahan yang menyebar di sekitar lingkungan adat namun aman untuk dijadikan permukiman. Namun di sisi lain untuk merelokasi, warga meminta ganti rugi yang nilainya tidak akan dipaksakan besarannya.
Marwan menuturkan, upaya pembangunan rumah warga nantinya akan mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Sosial. Bahkan bantuan dari unsur masyarakat lainnya diarahkan untuk pembangunan rumah warga yang rusak terdampak bencana. Lebih lanjut Marwan mengatakan, pemerintah juga terus memberikan bantuan kepada korban bencana di Dusun Cimapag Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok.
"Saat ini pelaksanaan lanjutan di lapangan dilakukan BPBD khususnya penyaluran bantuan kepada korban,’’ imbuh dia.