Senin 07 Jan 2019 16:17 WIB

Tak Mampu Bayar, Bayi Asal Aceh Tertahan di RS Malaysia

Orang tua hanya bisa menebus satu bayi.

Ilustrasi Kaki Bayi
Foto: Pixabay
Ilustrasi Kaki Bayi

REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Bayi kembar dari pasangan suami istri asal Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, Ranjadi (34) dan Yulita (27) tertahan di salah satu rumah sakit Negara Malaysia karena tidak mampu membayarkan biaya persalinan.

Yulita, ibu bayi kembar  mengatakan, dari kedua bayinya itu, satu orang bisa dibawa pulang karena keluarganya hanya mampu membayar untuk satu orang bayi. Sementara yang satu lagi masih di rumah sakit.

 "Faiz (laki-laki) sudah bisa keluar, namun Azizah (perempuan) masih tertahan di rumah sakit sampai kami melunasi semua biaya administrasi persalinan. Kami saat ini tinggal di Malaysia," katanya melalui sambungan handphone selularnya, Senin (7/1).

Dia mengatakan, untuk biaya administrasi persalinan bayi kembarnya di Rumah Sakit Malaysia, keluarganya harus membayar 26 ribu Ringgit atau setara Rp78 juta. Sementara ia hanya punya uang 5.000 Ringgit.

Khusus biaya persalinan per bayi, kata ia, harganya 3.500 Ringgit. Sehingga untuk keduanya senilai 7.000 Ringgit. Jemudian ditambah beberapa biaya administrasi lain yang wajib dilunasi sehingga total biaya yang dibebankan senilai 26 ribu Ringgit.

"Untuk per bayi dikasih kurang sama pihak rumah Sakit jadi 4.137 Ringgit, sementara kami cuma punya 5.000 Ringgit sehingga hanya mampu membayar untuk satu orang bayi," jelasnya.

Yulita menyampaikan, saat ini keluarganya harus mengeluarkan dana tambahan lagi untuk biaya perawatan bayi yang masih tertahan senilai 195 Ringgit, termasuk memperhitungkan biaya transportasi senilai 20 Ringgit atau Rp60.000/hari.

Keluarganya tinggal di Ceras Bete 4, Jalan Cengkeh, Malaysia. Sementara kondisi bayinya dalam keadaan sehat di rumah sakit, namun keluarganya terpaksa mengurangi jadwal kunjungan melihat anaknya dua hari satu kali.

Persoalan ini juga tenggah ditangani oleh Anggota DPD RI Asal Aceh, Sudirman, yang mengkonfirmasi langsung keberadaan warga asal Kabupaten Nagan Raya tersebut.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Nagan Raya, Abdul Latif, menyampaikan, saat ini mulai menempuh sejumlah upaya untuk membantu warganya yang bermasalah di Malaysia.   "Kita akan upayakan untuk mengeluarkan bayi kembar yang ditahan di rumah sakit  Malaysia, masalah ini memang harus ada solusinya, kita tidak akan membiarkannya begitu saja dan berlarut-larut," sebutnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement