REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin dan pengasuh Pesantren al-Anwar, Sarang, Rembang Jawa Tengah, KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) menghadiri Istighosah dan Doa Bersama peringatan Hari Lahir ke-46 PPP di kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta, Ahad (6/1) malam.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Ma’ruf menyampaikan pesan agar umat Islam terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Karena, menurut Kiai Ma'ruf, meskipun Indonesia menggunakan sistem republik, aturan turunanmya sudah sangat mendukung umat Islam untuk hidup sesuai keyakinannya.
Dia menegaskan negara tidak menutupnya kebebasan beragama untuk umat Islam. Ada undang-undang nikah, wakaf, haji, perbankan syariah, surat berharga syariah negara.
“Bahwasanya perjuangan kita harus dalam bingkai NKRI. Ini saya kira yang sudah kita sepakati dan kita jaga sampai kapan pun," ujar Kiai Ma'ruf.
Kiai Ma'ruf menjelaskan, Pancasila bagi umat Islam adalah pedoman kebangsaan yang bertauhid, sedangkan bagi kaum nasionalis Pancasila adalah kebangsaan yang religius.
Menurut dia, hal itu sudah menjadi kesepakatan sesama saudara sebangsa dan setanah air. "Maka NKRI dianggap sudah final. Karena sudah berhasil merupakan kesepakatan," ucap Kiai Ma'ruf.
Menurut dia, sistem khalifah sendiri sebenarnya sah-sah saja diterapkan di Indonesia, tetapi sistem itu sudah otomatis tertolak di Indonesia. Karena, kesepakatan yang sudah dibangun bersama adalah sistem pemerintahan republik yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
"Inilah mengapa khilafah tertolak di Indonesia? Saya bilang bukan ditolak, tapi tertolak," kata Mustasyar PBNU ini.
Hal senada juga disampaikan KH Maimoen Zubair. Ulama yang biasa dipanggil Mbah Moen ini juga berpesan agar umat menjaga NKRI. Jika pun ada yang ingin mendirikan khilafah, menurut dia, maka orang tersebut tidak mengetahui sejarah Indonesia.
"Kalau ada orang yang inginkan khilafah, berarti tidak tahu sejarah," kata Mbah Moen.