Senin 07 Jan 2019 02:28 WIB

Analisis Pakar Komunikasi Terkait Viralnya Capres Fiktif

Effendy Gazali menyebut viralnya Nurhadi-Aldo akibat Presidential Treshold

Rep: Gumanti Awaliyah / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Salah satu meme pasangan calon presiden fiktif Nurhadi-Aldo
Foto: instagram
Salah satu meme pasangan calon presiden fiktif Nurhadi-Aldo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan capres-cawapres fiktif Nurhadi-Aldo kini semakin viral di media sosial. Pakar Komunikasi dari Universitas Indonesia (UI) Effendy Gazali menilai, kemunculan dan viralnya sosok Nurhadi-Aldo sebagai ekspresi jenuh masyarakat atas kontestasi pilpres yang sedang berlangsung.

“Maka mereka sekarang akan terhibur dengan munculnya pasangan capres seperti itu (Nurhadi-Aldo),” ungkap Effendy ketika dihubungi Republika, Ahad (6/1).

Baca Juga

Selain itu, kemunculan sosok fiktif Nurhadi-Aldo juga dinilai sebagai akibat dari implementasi pemilu serentak dengan menggunakan Presidential Threshold (PT). Karena menurut dia sistem Presidential Threshold hanya akan menimbulkan perpecahan.

“Pemilu yang dipaksa hanya dua kubu akan memecah belah bangsa. Lihat saja sejak 2014, puncaknya Pilkada DKI 2017. Berlanjut ke pemilu 2019. Yang kalah tidak akan gampang terima dan berlanjut terbelah sampai tahun 2024 dan entah sampai kapan,” jelas Effendy.

Semua warganegara, tambah Effendy, berhak berpartisipasi untuk memunculkan capres-cawapres terbaik seperti dijamin oleh UUD pasal 6 A ayat 2. Karena itu beberapa waktu lalu, dia sempat memperjuangkan judicial review Pemilu Serentak dan menang oleh Mahkamah Konstitusi (MK) yang lama.

“Nah tapi sekarang ada segerombolan orang yang berhasil memaksakan pemilu serentak dengan presidential threshold. Maka akibatnya ya seperti itu,” kata dia.

Diketahui, Nurhadi-Aldo adalah pasangan calon presiden dan calon wakil presiden fiktif yang diciptakan sekelompok anak muda melalui media sosial. Hingga Ahad (6/1), akun Instagram Nurhadi-Aldo telah diikuti 229 ribu pengikut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement