REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan masyarakat ingin mendengar secara langsung visi misi yang disampaikan oleh pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Oleh karena itu ia menyayangkan keputusan KPU yang meniadakan sesi penyampaian visi dan misi capres dan cawapres.
"KPU sebagai penyelenggara pemilu mestinya memfasilitasi, tapi itu sudah menjadi keputusan bersama kita hormati keputusannya. Rencananya kami akan menyampaikan tapi berbeda kalau KPU yang memfasilitasi itu jangkauannya jauh lebih ke seluruh masyarakat," kata Sandiaga di Jakarta, Ahad (6/1).
Sandiaga mengungkapkan, bahwa pihaknya tidak mendapat jangkauan yang sejauh dan seefektif, seefisien kalau misalnya di tidak fasilitasi oleh KPU. Sedangkan, konsep dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga yang diinginkan adalah semaksimal mungkin menjangkau seluruh masyarakat.
Sekarang, kata Sandiaga, banyak masyarakat yang belum terjangkau apa yang ingin Prabowo-Sandiaga sampaikan mengenai visi dan misi, walaupun sudah 1.000 titik. "Banyak kejadian di pedesaan yang belum kenal saya, belum kenal visi misi. Jangankan visi misi kita sebagai penantang, visi misi petahana saja mereka nggak ngerti," kata Sandiaga.
Sandi menjelaskan, bahwa ingin mendidik sebuah proses politik konstelasi ke depan lebih mencerahkan mestinya KPU ikut memfasilitasi. "Tapi keputusan sudah dibuat ya jangan kita sesali, kita hargai lalui prosesnya dengan penuh percaya diri. Kita harapkan masyarakat bisa mengerti visi misi Prabowo-Sandiaga untuk sejahterakan dan menghadirkan Indonesia yang adil dan makmur," kata Sandiaga.