Ahad 06 Jan 2019 20:26 WIB

70 Persen Warga Indramayu Masih Buang Air Sembarangan

Perilaku buang air besar sembarangan bisa berdampak buruk pada kesehatan warga.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Contoh bangunan jamban berstandar
Foto: Dokumentasi
Contoh bangunan jamban berstandar

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Kesadaran warga di Kabupaten Indramayu untuk buang air besar di jamban sehat masih kurang. Hal itu terbukti dari banyaknya desa yang belum terbebas dari perilaku warganya yang buang air besar sembarangan.   

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, menyebutkan dari 317 desa di Kabupaten Indramayu, hanya 30 persen yang dinyatakan open defecation free (ODF) atau masyarakat seluruhnya menggunakan sarana jamban sehat dan tidak buang air besar sembarangan. Sedangkan 70 persen desa lainnya, warganya masih ada yang buang air besar sembarangan.

"Ini memang PR (pekerjaan rumah) kita,'' kata Deden, saat ditemui di ruang kerjanya, akhir pekan kemarin.

Banyak faktor yang menyebabkan warga masih buang air besar sembarangan. Selain rendahnya kesadaran warga, faktor lain seperti sosial, ekonomi, dan pendidikan warga juga turut berpengaruh. 

Menurut Deden, perilaku buang air besar sembarangan bisa berdampak buruk pada kesehatan warga. 

Dia menyatakan, warga yang tinggal di daerah yang masih terjadi perilaku buang air besar sembarangan bisa mudah terkena penyakit saluran pencernaan. 

Jika terkena penyakit saluran pencernaan, lanjut Deden, dampaknya bisa berupa penurunan daya tahan tubuh. Selain itu, warga mudah mengalami anemia karena cacing masuk ke dalam tubuh. ''Bisa juga akhirnya berdampak pada terjadinya stunting,'' terang Deden. 

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu pada 2017, jumlah balita di Kabupaten Indramayu sebanyak 138.188 jiwa. Dari jumlah itu, sebanyak 29,9 persen balita di antaranya menderita stunting.

Dilihat dari penggolongannya, kasus stunting sebanyak 10-20 persen tergolong rendah, 20-30 persen tergolong sedang, 30-40 persen tinggi, dan di atas 40 sangat tinggi. Dengan angka kasus 29,9 persen, kasus stunting di Indramayu sedang tapi mendekati tinggi. 

Untuk mengatasi banyaknya desa di Indramayu yang belum ODF, Deden menyatakan, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pada tahun ini akan melaksanakan pembangunan sarana dan prasarananya. Diharapkan, tidak ada lagi warga yang buang air besar sembarangan karena nanti jamban sehat sudah tersedia.

Salah seorang warga Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang, Tarkim, mengakui di desanya masih ada warga yang kerap buang air besar sembarangan. Selain di sungai, adapula yang buang air besar sembarangan di area persawahan.    

‘’Perilaku seperti itu masih ada walau sudah berkurang dibandingkan dulu,’’ kata Tarkim. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement