REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bidang politik dan pemilu, Suhud Aliynudin menuturkan, pola debat capres-cawapres dengan memberikan daftar pertanyaan sebelum debat berlangsung, membuat debat tersebut kurang bermutu. Komisi Pemilihan Umum (KPU) seharusnya menjaga kualitas pilpres.
"Rencana pola debat seperti itu bukan hanya kemunduran tetapi menyebabkan acara debat capres-cawapres menjadi kurang bermutu. KPU seharusnya memiliki ketegasan sikap dan berinisiatif untuk menjaga kualitas pilpres kita," tutur dia kepada Republika.co.id, Ahad (1/6).
Selain itu, lanjut Suhud, BPN Prabowo-Sandi juga kecewa dengan dibatalkannya penyampaian visi-misi capres-cawapres sebelum dilakukannya debat capres. "Tadinya kami berharap itu menjadi ajang kampanye gagasan yang selama ini ditunggu oleh banyak pihak," ujarnya.
Suhud mengatakan, keengganan untuk menyampaikan visi-misi secara langsung, itu sama saja dengan mengabaikan harapan rakyat untuk mengetahui sekaligus ingin menilai visi-misi capres-cawapres secara langsung. Seperti diketahui, KPU akan memberikan daftar pertanyaan kepada capres dan cawapres sepekan sebelum debat Pilpres 2019 digelar.
Menurut Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi, itu dilakukan agar peserta pemilu dapat meyakinkan pemilih dengan menyampaikan visi, misi, dan program dan/atau citra diri peserta pemilu secara menyeluruh. "Dengan memberikan soal sebelummya, maka gagasan yang disampaikan oleh pasangan calon bisa lebih diuraikan dengan jelas dan utuh," kata Pramono dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (6/1).
KPU juga tidak memfasilitasi sosialisasi visi-misi pasangan capres-cawapres 2019. Pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing pasangan calon. Tempat dan waktunya juga ditentukan oleh mereka sendiri dan tidak lagi difasilitasi oleh KPU.
Sosialisasi visi-misi rencananya dilakukan pada 9 Januari 2019. Namun rencana tersebut batal. Walhasil, Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Kerja Jokowi-Ma'ruf maupun BPN Prabowo-Sandi dapat menentukan sendiri ingin berapa kali sosialisasi itu digelar, termasuk ikut atau tidaknya capres-cawapres dalam sosialisasi itu.