Ahad 06 Jan 2019 18:11 WIB

Survei LRP: Kasus Hoaks Turunkan Elektabilitas Gerindra

Survei menunjukan elektabilitas Gerindra turun 1,6 persen dalam dua bulan terakhir.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Logo Partai Gerindra
Foto: dok. Republika
Logo Partai Gerindra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra mengalami penurunan tingkat keterpilihan berdasarkan survei yang dilakukan Lembaga Riset Publik (LRP). Hasil survei memperlihatkan eletabilitas Gerinda turun 1,6 persen dalam dua bulan terakhir di 2018.

"Penurunan bisa jadi dikarenakan penyebaran hoaks yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir," kata Manajer Riset LRP Arvan Maulana di Jakarta, Ahad (6/1).

Hasil riset LRP menunujukan tingkat keterpilihan Gerindra pada Oktober 2018 sebesar 18,6 persen. Angka itu bergerak menurun pada Desember 2018 menjadi 17 persen. Meski demikian, Gerindra masih mengekor PDIP sebagai partai dengan tingkat keterpilihan tertinggi.

Secara keseluruhan, elektablitas Gerinda di mata masyarakat sebesar 17 persen. Gerindra kalah bersaing dengan PDIP dengan tingkat keterpilihan teratas sebesar 31,2 persen. Urutan ketiga diisi oleh Golkar dengan elektabilitas 7,2 persen.

Arvan mengatakan, Gerinda sebaiknya mulai meminimalisir penggunaan kampanye hitam agar eletabilitas partai tidak semakin surut. Disaat yang bersamaan, dia melanjutkan, Gerindra juga harus bekerja ekstra keras dan memaksimalkan mesin partai di akar rumput guna meningkatkan tingkat keterpilihan.

"Meski demikian tingkat keterpilihan ini masih dapat berubah mengingat masa kampanye masih menyisakan 100 hari lagi," kata Arvan.

Survei tersebut melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia yang telah memiliki hak pilih dengan teknik sampling multistage random sampling. Margin of error survei tersebut diperkirakan kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan pengumpulan data lapangan dilakukan pada pekan keempat bulan Desember 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement