Sabtu 05 Jan 2019 13:51 WIB

BPN: Kubu Jokowi-Ma'ruf Minta Bambang Widjojanto Di-drop

Adnan Topan Husodo dan Bambang Widjojanto batal jadi panelis debat capres.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto saat menjadi pembicara pada Seminar Anti Korupsi ‘Pemerintahan yang Bersih Menuju Percepatan Pembangunan’ di Semarang, Ahad (15/4).
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto saat menjadi pembicara pada Seminar Anti Korupsi ‘Pemerintahan yang Bersih Menuju Percepatan Pembangunan’ di Semarang, Ahad (15/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Habiburokhman mengonfirmasi kabar dicoretnya dua tokoh antikorupsi dari daftar panelis debat pertama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Debat pertama akan digelar pada 17 Januari mendatang.

"Nama Bambang Widjojanto mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo tidak akan ada pada debat dengan tema Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme tersebut," ungkap Habiburokhman dalam siaran pers yang diterima Republika, Sabtu (5/1)

Menurut Habiburokhman, pencoretan kedua nama tokoh antikorupsi sebagai panelis debat tersebut bermula dari masukan kubu Jokowi-Maruf. Awalnya, kata Habiburokhman, kubu Tim Kampanya Nasional (TKN) meminta agar Bambang Widjojanto di-drop. Maka pihaknya juga meminta mereka mencoret satu panelis rekomendasi dari mereka, siapa saja.

Pihaknya justru terkejut, kenapa nama Adnan Topan dari ICW yang mereka coret. "Padahal Topan ini awalnya rekomendasi mereka. Jadi jelas, penolakan kedua tokoh antikorupsi ini sebagai panelis berasal dari kubu Jokowi-Maruf," tuturnya.

Ketua DPP Partai Gerindra ini juga merasa heran, mengapa kubu Jokowi seakan alergi dengan kedua tokoh yang sejauh ini memiliki rekam jejak yang sangat baik sebagai pegiat antikorupsi. "Kami juga tidak paham dengan pihak sana (Jokowi-Maruf), mengapa seorang yang memiliki integritas tinggi dalam pemberantasan korupsi malah ditakuti. Kalau bersih kenapa risih?" tanya Habiburokhman heran.

Sementara itu lanjut Habiburokhman, pihak Prabowo-Sandi selama ini tidak pernah mempermasalahkan siapa pun yang akan menjadi panelis debat capres 2019. Termasuk kedua nama yang yang dicoret KPU tersebut. Intinya, siapa pun nama yang diajukan pihak sana maupun KPU, BPN menganggap semuanya bagus.

"Kalau perlu, meski Adnan Topan itu rekomendasi mereka, kembalikan saja lagi jadi panelis. Kami tidak masalah. Sekali lagi, kalau bersih kenapa risih? Dulu janjinya memperkuat KPK, sekarang seperti alergi dengan yang pro pemberantasan korupsi," ucapnya

Selain itu, Habiburokhman juga menyayangkan eliminasi Karni Ilyas dan Rosiana Silalahi dari kandidat moderator debat. Padahal keduanya terbukti memiliki kemampuan yang andal di bidang jurnalistik serta pengalaman panjang dalam mengatur alur diskusi dan debat. Namun demikian, pihak Paslon 02 tetap menghormati keputusan KPU sebagai penyelenggara debat.

"Kami hormati keputusan KPU, tentunya dengan harapan kedepan bisa lebih baik lagi," tutup Habiburokhman.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan enam panelis untuk debat pertama calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres). Salah satunya adalah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahadjo.

"Panelis akhirnya kita memutuskan hanya ada enam panelis setelah kita tadi malam bersepakat bersama membahas bersama-bersama dengan ada Bawaslu ada tim paslon 01 dan 02," jelas Ketua KPU, Arief Budiman, di Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/1).

Ia menyebutkan, keenam panelis itu terdiri dari Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Taufan Damanik, pakar hukum tata negara Margarito Kamis, pakar hukum tata negara Bivitri Susanti, mantan Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan, pakar hukum internasional Hikmahanto Juwana, dan Ketua KPK Agus Rahardjo.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement