Jumat 04 Jan 2019 19:00 WIB

Pemkab Indramayu Harap Bantuan Pusat untuk Nurhidayati

Keberangkatan Nurhidayati tak terdaftar di catatan pemerintah.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Warsem, menunjukkan foto anaknya, Nurhidayati, di rumahnya di Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Kamis (3/1).
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Warsem, menunjukkan foto anaknya, Nurhidayati, di rumahnya di Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Kamis (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU  -- Pemkab Indramayu melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) setempat berharap pada pemerintah pusat agar membantu penyelesaian kasus yang menimpa tenaga kerja Indonesia (TKI) Nurhidayati (34 tahun). TKI asal Blok Gandok, Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu itu diduga menjadi korban pembunuhan di Singapura.

''Kami minta bantuan ke Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu karena kewenangannya ada di sana,'' ujar Kabid Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Kabupaten Indramayu, Johar Mahun, didampingi staf pelaksana, Adi, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (4/1).

Johar mengakui, keberangkatan Nurhidayati untuk bekerja di luar negeri tidak terdaftar di instansinya. Meski demikian, pihaknya akan tetap berupaya membantu sesuai kewenangan yang dimiliki instansinya.

Ketika ditanyakan mengenai penyebab kematian Nurhidayati, Johar mengakui, hingga kini pihaknya belum menerima surat secara resmi. Karena itu, pihaknya belum bisa memastikan mengenai penyebab pastinya.

''Yang kami utamakan adalah pemulangan jenazah sesegera mungkin. Dan kemarin (Kamis) jenazah sudah dipulangkan ke kampung halamannya,'' tutur Johar.

Seperti diketahui, Nurhidayati (34) tewas diduga menjadi korban pembunuhan di Singapura, 30 Desember 2018 pukul 22.40 waktu Singapura. Atas kasus tersebut, polisi setempat telah menangkap seorang laki-laki asal Bangladesh, AS (30), yang diduga terlibat dalam pembunuhan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement