REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Kali Pisang Batu di Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi dipenuhi sampah rumah tangga yang menumpuk hingga sepanjang satu kilometer. Sampah terdiri dari plastik, bungkus makanan, kaleng, hingga kasur yang dibuang oleh warga. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi meminta warga setempat untuk ikut berperan dalam pembersihan.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, sampah itu memenuhi seluruh badan kali hingga padat dan menyerupai daratan. Kali Pisang Batu yang dipenuhi sampah tersebut melintas di wilayah Desa Pahlawan Setia dan Desa Setia Mulya.
Sekretaris Desa Pahlawan Setia, Muhammad Yusuf, menjelaskan, sampah tersebut merupakan sampah kiriman dari hulu kali yang berada di kawasan Kota Bekasi. Warga sekitar, kata dia, terbiasa membakar sampah di pekarangan rumah dan tidak pernah membuangnya ke kali.
“Silakan injak sampah itu, pasti anda tidak tenggelam. Ketebalan sampah sekitar 30 sentimeter sedangkan panjangnya sampah menumpuk sekitar satu kilometer lebih,” kata Yusuf ketika ditemui Republika.co.id di Kantor Desa Pahlawan Setia, Jumat (4/1).
Ia menjelaskan, dua pekan yang lalu telah dilakukan pengerukan kali dari hulu ke hilir oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi. Sebab, Kali Pisang Batu sudah dipenuhi oleh tanaman eceng gondok dan sampah. Setelah air mengalir lancar pasca kali bersih, sampah justru semakin banyak dan menumpuk.
Menurut Yusuf, sampah sejatinya telah ada sejak dahulu. Namun, baru terlihat kali ini karena permukaan air bersih dari tanaman eceng gondok.
Adapun alasan menumpuknya sampah karena air tengah surut ditambah warga setempat membangun bendungan kecil agar air bisa dialirkan ke sawah. Air yang sudah berwarna hitam pekat dan berbusa itu pun digunakan untuk membasahi tanah sawah agar bisa dibajak.
Menurut Yusuf, warga Desa Pahlawan Setia dan Setia Mulya kerap melakukan kerja bakti untuk mengangkut sampah. Pengangkutan sampah dilakukan manual karena pihaknya tak memiliki alat berat. Adapun dalam satu kali kerja bakti, Yusuf menyebut pernah memakan waktu hingga satu pekan.
Meski demikian, ia mengaku kerja bakti tak bisa maksimal membersihkan kali. Sebab, sampah kiriman tak pernah habis serta tidak tersedianya pekarangan yang dapat menampung sampah dalam jumlah besar.
“Jadi, satu-satunya jalan terdekat saat ini kita menunggu air datang dan sampah hanyut hingga ke laut. Bukan kita membiarkan tapi tidak mampu mengangkat ini semua,” kata dia.
Camat Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Sigit Andrian, mengaku kaget dengan kedatangan sampah tersebut. Ia menilai hal itu merupakan fenomena sampah yang luar biasa. “Biasanya kiriman banjir, ini kiriman banjir sampah. Saya sering lewat Kali Pisang Batu tapi tidak pernah sampah sebanyak itu,” ujar dia.
Pihaknya mengaku memiliki keterbatasan tenaga dan anggaran untuk melakukan penindakan di kali yang memisahkan dua desa itu. Kendati demikian, Sigit mengklaim tidak akan membiarkan fenomena tersebut terus menerus. Ia mengaku telah berkoordinasi bersama perangkat desa setempat dan DLH Kabupaten Bekasi.
Hanya saja, Sigit memastikan, pengangkutan sampah tak bisa dilakukan sekaligus. Pembersihan mesti dilakukan setahan demi setahap. Pihaknya mengimbau agar warga setempat bersabar dengan kondisi yang ada saat ini.
Kepala Bidang Kebersihan DLH Kabupaten Bekasi, Dodi Agus Suprianto mengatakan, meminta masyarakat setempat, perangkat desa, kecamatan dan Satpol PP Kabupaten Bekasi untuk melaksanakan penindakan. DLH, kata Dodi, tidak akan mampu untuk menyelesaikan seluruh persoalan sampah liar tanpa adanya keterlibatan warga setempat.
Ia pun geram jika pihaknya yang terus menjadi kambing hitam atas masalah sampah liar, termasuk di Kali Pisang Batu. Pemerintah, kata Dodi, siap menerjunkan alat berat dan truk pengangkut sampah jika seluruh elemen masyarakat setempat mau bertindak. Menurutnya, DLH tidak akan begitu saja menerjunkan petugas kebersihan ke Kali Pisang Batu.
Sebab, jika petugas yang membersihkan, Dodi menilai warga akan beranggapan bahwa membuang sampah sembarangan tidak masalah karena petugas siap mengangkut. “Jadi harus warga yang angkut agar ada rasa malu kalau buang sampah ke kali,” ujarnya.