REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh Farah Noersativa, Inas Widyanuratikah, Gumanti Awaliyah
Perkembangan teknologi membuat pola konsumsi informasi masyarakat ber ubah signifikan. Apabila beberapa tahun lalu in formasi disajikan bersifat satu arah, kini akibat teknologi, informasi lebih banyak memungkinkan ruang inter aksi.
Jumlah informasi yang dikonsumsi masyarakat pun mengalami peningkatan drastis. Menurut Wakil Pemimpin Redaksi (Wapemred) Republika, Nur Hasan Murtiaji, satu dekade lalu, masyarakat hanya mengonsumsi informasi melalui media cetak, televisi, dan radio.
Namun, kemudian pergeseran signi fikan terjadi. Maraknya pemanfaatan smartphone, sosial media yang menjamur, dan layanan data dari para operator tele komunikasi yang makin terjangkau, mem buat informasi makin mudah didapat. Berbagai perkembangan terkini, bisa mudah diperoleh lewat smartphone di genggaman. Hal ini tak dimungkiri men disrupsi bisnis media konvensional, seperti koran.
Republika pun harus mampu ber adaptasi. Teknologi yang kian berkembang, justru menjadi peluang untuk bertrans formasi. Sebagai media peraih peng har gaan pelopor media daring oleh Dewan Pers pada Februari 2018 lalu, Republika kini telah mengembangakan berbagai inovasi.
Sebagai media arus utama, Republika termasuk media arus utama yang komplet. "Sejak 1995 Republika sudah punya Republika.co.id, di saat media mainstream lain baru memiliki versi online pada 1997- 1998. Dari sisi media cetak ada, media online kita ada," tutur Hasan.
Namun, Hasan menyadari, bertrans formasi ke digital tentu tak cukup dengan itu saja. Republika pun memberikan ber bagai variasi pada platform yang dimiliki. Salah satunya, dengan menyediakan berbagai fitur dalam Republika.co.id, seperti akses video, Republika TV, In Picture atau galeri foto, dan juga sajian informasi dalam bentuk infografis.
Koran yang selama ini terkesan jadul pun tak lepas dari sentuhan inovasi tek nologi. Sejak 2010, para pembaca Repub lika telah bisa menikmati sajian ko ran dalam bentuk e-paper.
Dalam perkembangannya, koran Re publika juga telah menghadirkan aplikasi e-Rep yang bisa diunduh di Playstore. Melalui aplikasi ini, koran Republika bisa diakses pelanggan tanpa perlu dibaca. Hasan menjelaskan, e-Rep memiliki fitur perintah suara yang memungkinkan pembaca menikmati berita melalui suara. "Ketika pembaca ingin dibacakan salah satu halaman, misalnya, maka masyarakat bisa hanya memerintahkan dengan perintah suara," ujarnya.
Fitur ini, kata dia, juga sangat mem bantu masyarakat penyandang difabel, ter utama tunanetra. Selain itu, fitur ini juga dapat membantu masyarakat yang me miliki mobilitas yang tinggi. Masyarakat yang mungkin selama ini tak sempat membaca koran, akan tetap bisa menikmati berita melalui e-Rep. Koran, kata dia, memiliki keunggulan tersendiri, yaitu proses verifikasi yang lebih baik. Sehingga, masyarakat pun lebih terbantu men da pat kan informasi yang lebih men dalam.
Sentuhan terbaru
Menjelang 2019, Republika juga berencana akan memperkenalkan inovasi terbaru dalam mengonsumsi informasi melalui, Republika.id. Republika.id adalah platform baru yang hadir berbasis web, tapi memiliki sentuhan tampilan layaknya aplikasi mobile. "Republika.id lebih leng kap dari e-paper, yang disitu terdapat bebe rapa penekanan pada isu tertentu," ujar Hasan.
Platform ini dihadirkan lantaran terdapat beberapa isu penting yang ada di Indonesia yang biasanya tak cukup tersaji di koran karena keterbatasan tempat. Dalam Republika.id, akan tersaji satu isu yang dikulik secara lengkap dan terkemas dengan beberapa foto, video, infografis, dan juga rekaman kutipan. "Jadi, nanti akan terlihat ada pembuktian berupa rekaman suara narasumber, bahwa beritanya tidak dipelintir," kata dia menambahkan.
Dengan berlangganan koran fisik, masyarakat juga akan bisa mengakses epaper, e-Rep, dan Republika.id, sebagai kesatuan dari ekosistem informasi yang dimiliki Republika. ed: setyanavidita livikacansera