REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief, mengatakan, sangat aneh bila saya malah dipanggil polisi akibat menge-tweet soal dugaan surat suara tujuh kontainer di Tanjung Priok. Sebab, apa yang dilakukannya itu justru adalah menjernihkan masalah atas munculnya berbagai isu soal ini di media sosial.
"Ini kok negara jadi aneh. Saya yang melaporkan dan memberitahu bahwa ada tuduhan soal itu yang tersebar di media sosial malah disalahkan. Saya kan baru memuatnya setelah pukul 20.00 WIB. Nah, sebelumnya KPU kan pasti tahu, mengapa tidak segera bertindak. Mengapa baru ada rekasi setelah saya meramaiknnya. Padahal, soal isu ini di media sosial telah ada semenjak sore hari?’’ kata Andi Arief, Kamis (3/1).
Andi Arief menyatakan, justru yang harus berterima kasih adalah pihak KPU dan kepolisian. Isu yang ada dan tersebar terkait soal ini terklarifikasi. Semua jadi jelas sekarang.
"Ini persis ketika dahulu zaman Gubernur DKI Ahok saya mengungkapkan soal e-KTP di bandara. Saat itu geger, tapi malah kemudian Pak Mendagri Tjahjo Kumolo berterima kasih atas informasi saya. Mestinya, KPU juga bersikap seperti itu. Nah, masalah ini demi pemilu yang jujur dan harus dikonformasi. Sekali lagi aneh kalau saya malah dipermasalahkan karena mengungkap isu dugaan ini di media sosial," tegasnya.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan melaporkan hoaks perihal tujuh kontainer surat suara tercoblos hari ini di Bareskrim Polri. KPU tengah mengumpulkan akun-akun media sosial terkait kabar hoaks tersebut untuk dibawa kepada kepolisian.
Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, sejauh ini KPU telah mengantongi bukti rekaman audio serta tulisan-tulisan di berbagai media sosial. Termasuk, dari Twitter, Facebook, dan Instragram.
“Itu nanti kita kumpulkan dulu, nanti kita sampaikan kepada kepolisian,” kata Arief di KPU, Jakarta, Kamis (3/1).
Arief menegaskan, bahwa kabar temuan tujuh kontainer surat suara tercoblos adalah hoaks. Sehingga, pihaknya melaporkan tindakan tersebut untuk mengetahui sumber hoaks-nya.
“Itu hoaks makanya nanti dicari siapa yang menyebarkan hoaks ini,” kata Arief.
Ditanya mengenai cicitan wasekjen Partai Demokrat Andi Arief, menurutnya, akun Andi Arief hanya sebagai salah satu bahan informasi. Karena, dari bukti-bukti yang dikumpulkan KPU, masih banyak akun-akun lain yang juga turut menyebarkan informasi hoaks tersebut.
"Sebagai bahan informasi, kan banyak itu akun yang menuliskan hal itu salah satunya saja Andi Arief,” katanya.