Rabu 02 Jan 2019 08:00 WIB

Kampung Terdampak Longsor Sukabumi di Kawasan Rawan Bencana

Warga membangun permukiman di daerah rawan bencana banjir dan longsor.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nur Aini
Lokasi longsor di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi Selasa (1/1).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Lokasi longsor di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi Selasa (1/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kawasan Kampung Cimapag Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi dikenal sebagai daerah rawan bencana terutama banjir dan longsor. Namun, warga tetap membangun permukiman di tempat tersebut. 

Daerah Cimapag Desa Sirnaresmi diterjang longsor pada Senin (31/12) sore. Dampaknya, ada 35 warga yang dilaporkan tertimbun longsor. Dari jumlah tersebut yang baru bisa dievakuasi sebanyak 11 orang.

''Sejak 2010 sebenarnya sudah sering terjadi longsor dan banjir di kecamatan ini,'' ujar Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman kepada wartawan Rabu (2/1). Sebabnya, daerah tersebut terdiri atas perbukitan yang rawan longsor.

Sehingga, kata Eka, wilayah itu menjadi target utama mitigasi bencana. Namun penduduk di kawasan tersebut mempunya adat berbeda. Di mana mereka menempati wilayah yang mendekati areal pertanian. Sementara, di sisi lain warga belum memikirkan kondisi bangunan yang ada.

Dampaknya, ketika curah hujan tinggi maka terjadi pergerakan yang tumpah ke bawah menggerus tanah. Kawasan tersebut rawan bencana terutama pergerakan tanah dan dinilai tidak layak jadi permukiman.

Eka menuturkan, saat ini prioritas pada evakuasi korban. Nantinya setelah tanggap bencana akan dilanjutkan dengan upaya rekonstruksi.

Danrem 061 Suryakencana Kolonel Inf M Hasan mengatakan, warga berladang di kawasan sekitar permukimannya di kawasan sekitar taman nasionak Gunung Halimun Salak ''Sehingga lahan tidak punya akar kuat dan kami berharap difungsikan kembali sebagai hutan,'' kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement