REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Festival Republik 2018 di Yogyakarta memang menjadi panggungnya inspirator muda. Hal itu terlihat dari sesi Dialog Hijrah yang diisi Ustaz Cahyo Ahmad Al Irsyad, Ustaz Hawaariyun, dan Ustaz Roni Tatto.
Membuka sesi, hadir Ustaz Cahyo Ahmad Al Irsyad yang dakwahnya memang sangat akrab dengan sentuhan-sentuhan canda penuh makna. Cahyo tampak sangat sukses menghangatkan dahaga jamaah akan inspirasi.
Dengan gitar kayunya, beberapa potongan lagu turut dibawakan, tentu dengan bungkus canda ciri khasnya. Namun, dari lagu-lagu itu, zona nyaman menjadi pesan utama yang disampaikan.
Ia menilai, seorang Muslim harus berani ke luar dari zona nyaman, melanjutkan perjuangan ke zona-zona yang lain. Apalagi, saking nyamannya, manusia tidak sadar sedang berada di zona nyaman.
Cahyo mengingatkan, para sahabat Rasulullah SAW menjadi salah satu contoh yang cukup baik pentingnya ke luar dari zona nyaman. Bilal bin Rabah misalnya, yang penasaran dengan Islam justru saat Muhammad SAW dibanjiri hinaan.
"Akhirnya, dia tersentuh hatinya, dia berhijrah, dia ke luar dari zona nyaman," kata Cahyo, Senin (31/12).
Kemudian, ada Ustaz Roni Tatto yang pernah terjerembab dunia gelar dan sudah mengenal tatto sejak SMP. Hal itu justru membuatnya tidak nyaman. Misalkan, Roni jadi sering shalat menyendiri.
Tiap adzan berkumandang, Roni justru cepat-cepat ke masjid untuk melaksanakan shalat, lalu bergegas pergi. Hal itu dilakukan agar tidak bertemu orang-orang, mengingat tubuhnya yang mulai dipenuhi tatto.
Delapan tahun hidup penuh maksiat, satu momen penting jadi titik balik. Yaitu, saat mendengar kabar ayahandanya meninggal, dan ibundanya yang lama tinggal di Jakarta kembali ke Solo mengajaknya kembali mengaji dan tinggal bersamanya.
"Setelah kenal Allah lagi, alhamdulillah, merasakan satu kenyamanan yang saya rasakan saat ini," ujar Roni.
Setelah itu, giliran Ustaz Hawaariyun yang menebar inspirasi. Menjadi sosok rupawan yang banyak mendapat pujian, Hawaariyun justru mengingatkan penting mengenal sosok Rasulullah SAW.
Namun, tentu menjadi sulit mengenal Rasulullah SAW ketika ada batasan massa. Sirah Nabawiyah, menjadi wadah yang disarankan Hawaariyun untuk seorang Muslim mengenal lebih dekat sosok Nabi Muhammad SAW.
"Dari sirah-sirah Nabawiyah kita mengenal Rasulullah dan bisa meneladainya," kata Hawaariyun.