Selasa 01 Jan 2019 17:19 WIB

Destinasi Wisata Pantai di Lampung Sepi Wisatawan

Wisatawan menghindari pantai dan memilih destinasi wisata alam lain.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Nur Aini
Gelombang tsunami meluluhlantakan sejumlah rumah khusunya di bibir pantai pesisir selatan, Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Sabtu (22/12) malam. Sebanyak 44 orang meninggal sduah ditemukan, ratusan orang luka luka. Evakuasi masih dilakukan.
Foto: Republika/Mursalin Yasland
Gelombang tsunami meluluhlantakan sejumlah rumah khusunya di bibir pantai pesisir selatan, Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Sabtu (22/12) malam. Sebanyak 44 orang meninggal sduah ditemukan, ratusan orang luka luka. Evakuasi masih dilakukan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Gelombang tsunami Selat Sunda yang menerpa kawasan pesisir Kabupaten Lampung Selatan dan erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK), membuat pengunjung lebih memilih berlibur wisata alam lainnya daripada pantai, pada Selasa (1/1). Destinasi wisata pantai dan pulau di pesisir Teluk Lampung sepi pengunjung pada hari pertama 2019.

Pemantauan Republika.co.id, Selasa (1/1), tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, liburan sekolah dan awal tahun baru, pengunjung memadati kawasan wisata pesisir Teluk Lampung, untuk menghabiskan waktu sehari tanggal merah. Jalan yang menuju tempat-tempat wisata pantai di Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran persis berada di perairan Teluk Lampung tampak lengang dari kendaraan mobil dan motor.

Destinasi wisata terkenal di perairan Teluk Lampung di antaranya, Pantai Mutun, Pulau Tangkil, Pulau Pahawang, Pantai Sari Ringgung, Pantai Klara hingga Teluk Kiluan, semuanya sepi pengunjung pascamusibah gelombang tsunami yang melanda kawasan pesisir Kalianda dan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan. Selain itu, imbauan dari BMKG terkait dengan erupsi GAK berstatus Siaga level III agar menjauh dari pantai juga menjadi perhatian pengelola wisata pantai dan pulau.

Menurut Rudi Djunaedi, warga Desa Hanura, Pesawaran, pengunjung tempat wisata pantai dan pulau di Teluk Lampung tahun ini memang berbeda dengan tahun lalu. Biasanya, ujar dia, sejak pagi arus kendaraan yang menuju wisata pantai di pesisir Teluk Lampung sudah padat dan kerap terjadi kemacetan.

“Pokoknya, tahun ini yang liburan ke pantai dan pulau sepi. Barangkali mereka takut gelombang tinggi, atau juga mereka sudah pindah ke tempat lain,” kata Rudi Djunaedi kepada Republika.co.id di Desa Hanura, Pesawaran, Lampung, Selasa (1/1).

Meski ada pengunjung luar Lampung yang masih ingin berlibur ke tempat wisata pantai di Teluk Lampung, ia mengatakan mereka juga akan disuruh balik lagi oleh pengelola tempat wisata pantai tersebut. “Mereka banyak yang balik lagi, karena ditolak petugas wisata pantai tersebut. Mereka tidak mau bertanggung jawab kalau terjadi apa-apa, karena disuruh menjauh dari pantai,” ujarnya.

Sepinya pengunjung pantai untuk berlibur, berbanding terbalik dengan pengunjung tempat wisata alam. Destinasi wisata alam di kawasan Gunung Betung atau Taman Hutan Rakyat Wan Abdurrahman, mulai dipadati pengunjung untuk menghabiskan masa liburannya. Misalnya di Taman Rusa, Taman Kupu-kupu, Taman Bumi Kedaton, Lembah Hijau, Taman Villa Gardenia, dan juga Puncak Mas, serta Bukit Sakura.

Pengunjung menghabiskan masa liburan selain menyaksikan satwa dilindungi, juga dapat menikmati alam dan pemandangan laut dan pusat kota dari ketinggian bukit. “Kalau ke tempat wisata alam di bukit-bukit, lebih aman. Selain anak-anak dapat melihat satwa, juga alamnya indah,” kata Yani, warga luar Kota Bandar Lampung yang mengunjungi Taman Rusa di Sumber Agung, Kemiling.

Sedangkan tempat wisata lain seperti Puncak Mas dan Bukit Sakura, pengunjung dapat menikmati panorama alam kota Bandar Lampung dari ketinggian. Indahnya taman tersebut, membuat pengunjung betah berlama-lama menghabiskan waktu seharian dengan menikmati makanan yang dibawa dari rumah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement