Selasa 01 Jan 2019 16:19 WIB

Kata Sandiaga Soal Cara Wudhunya yang Jadi Perdebatan

'Bagi saya manusia penuh dengan kesalahan dan saya perlu belajar,' kata Sandiaga.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Calon wakil presiden RI nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno menanggapi banyaknya warganet yang memperdebatkan cara wudhunya. Debat menyusul video yang beredar di dunia maya yang memperlihatkan Sandi wudhu menggunakan gayung dan mencelupkan tangannya berulang kali ke gayung tersebut.

Sandi mengatakan ia bersyukur cara wudhu telah menjadi diskursus publik. Ia menerangkan ada warganet yang mempermasalahkan cara wudhunya, ada yang menyalahkan, dan ada juga yang membenarkan.

"Alhamdulillah itu menjadi diskursus, ada yang membenarkan itu memang cara yang benar, ada yang bilang itu harus diperbaiki. Bagi saya manusia penuh dengan kesalahan dan saya perlu belajar," kata Sandiaga dalam kunjungannya ke Surabaya, Selasa (1/1).

Salah satu yang mengomentari cara wudhu tersebut adalah Mahfud MD. Lewat akun twitternya, Mahfud menjelaskan air di dalam gayung yang digunakan berwudhu menjadi mustakmal ketika tangan dicelupkan berkali-kali.

Menurut Mahfud, seharusnya air di gayung tersebut dituangkan ke tangan, bukan tangan yang dicelupkan ke gayung. "Kalau air mustakmal tak boleh dipakai wudhu. Seharusnya air di gayung dituang ke tangan, bukan tangan yang dicelupkan ke gayung. Eh, tapi air mustakmal itu tidak najis ya, hanya tak bisa mensucikan. Kalau mau diminum, apalagi dicampur sirup dan es, itu halal. Halal dan menyegarkan seperti Yaqult," ujar Mahfud.

Sebelumnya warganet ramai membincangkan cara wudhu Sandiaga Uno dengan mencelupkan tangan beberapa kali ke dalam gayung berisi air. Cara wudhu demikian memicu perdebatan publik karena ada sebagian muslim Indonesia yang merasa cara tersebut tak lazim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement