Senin 31 Dec 2018 18:11 WIB

Hari Kedua Festival Republika, Antusiasme Masyarakat Tinggi

Dzikir Nasional Republika yang berpusat di Masjid at-Tin diisi ceramah dan doa.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agus Yulianto
Dzikir Nasional 2018
Foto: Republika TV
Dzikir Nasional 2018

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Harian Republika kembali menggelar Dzikir Nasional sebagai peringatan tutup tahun 2018. Menjelang momen puncak tersebut, media massa ini menyelenggarakan Festival Republik sejak Sabtu (29/12) yang berpusat di Masjid at-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

Memasuki hari kedua, rangkaian acara Festival Republik terus dipadati ratusan pengunjung. Mereka tersebar di lobi, aula serbaguna, atau perpustakaan Masjid at-Tin untuk menyambangi macam-macam lokasi. Di antaranya adalah pameran, bazar buku, layanan kesehatan cuma-cuma, pelatihan akuntansi masjid, dan seminar islami untuk orang tua.

Ketua panitia Dzikir Nasional EH Ismail menuturkan, pihaknya pada sore ini sedang mematangkan berbagai persiapan menjelang tanggal 31 Desember nanti. Rapat koordinasi teknis dihadiri pihak-pihak terkait, seperti Harian Republika, Majelis az-Zikra, dan pengurus Masjid at-Tin.

“Kita sudah persiapkan sekitar 100 personil tenaga pengamanan dalam (pamdal) Masjid at-Tin, 100 personil dari pihak az-Zikra dan juga bekerja sama dengan kepolisian. Insya Allah kita siap untuk acara puncak besok,” kata Ismail, Ahad (30/12).

Pada malam menjelang 1 Januari 2019, Dzikir Nasional Republika yang berpusat di Masjid at-Tin akan diisi ceramah dan doa bersama yang dipimpin Ustaz Arifin Ilham. Selain di Jakarta, acara serupa juga dihelat di Masjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Bandung, Jawa Barat, dan Masjid al-Furqon, Yogyakarta. Penyelenggaraan Dzikir Nasional di tiga lokasi itu sudah menjadi rutinitas tahunan bagi Republika dalam menyambut tahun baru. 

Festival Republik dan Dzikir Nasional yang digelar tiga hari berturut-turut, 29-31 Desember 2018, patut menjadi pilihan wisata religi bagi publik. Masyarakat, khususnya kaum Muslimin di Jabodetabek, Bandung, dan Yogyakarta, dapat menghabiskan liburan akhir tahun secara lebih bermanfaat, seperti berdoa dan zikir sama-sama.

“Kendati 2019 ini tahun politik, acara kita tidak berkaitan sama sekali dengan politik. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kita ingin memberikan alternatif kegiatan kepada umat Islam, khususnya warga Jabodetabek, dan juga Bandung dan Yogyakarta untuk kegiatan akhir tahun mereka. Mudah-mudahan acara yang digelar Republika bisa memberikan manfaat,” kata Ismail. 

Ditemui terpisah, Wakil Pemimpin Redaksi Republika, Nur Hasan Murtiaji mengungkapkan, tema Dzikir Nasional kali ini adalah “Menebarkan Kebaikan, Menguatkan Kepedulian.” Tajuk itu diangkat karena menyadari keadaan di sejumlah wilayah Indonesia yang masih terdampak pelbagai bencana alam. 

“Mulai dari gunung meletus, gempa bumi, banjir, longsor dan sebagainya. Dampak bencana itu akan terasa lebih ringan bilamana kita sebagai saudara satu bangsa dan Tanah Air Indonesia saling membantu, saling sinergi meringankan beban derita saudara-saudara kita yang tertimpa musibah,” ujar Hasan Murtiaji, Ahad (30/12).

Hasan menilai, kebaikan dan kepedulian kolektif sesungguhnya berada di atas kepentingan pribadi dan golongan. Karena itu, adanya 2019 sebagai tahun politik hendaknya tidak mengurangi sikap empati semua pihak untuk menolong sesama manusia yang sedang menderita. Hal itulah yang ingin disemarakkan melalui Festival Republik dan Dzikir Nasional.

“Kita harus saling membantu siapa pun mereka yang membutuhkan pertolongan kita, walau misalnya berbeda pilihan politik. Perbedaan pilihan politik semestinya menjadikan kita lebih meningkatkan persatuan dan persaudaraan,” ujarnya.

Untuk mewujudkan slogan-slogan itu, Festival Republik diisi berbagai aksi kemanusiaan. Misalnya, penggalangan dana bagi para korban bencana alam di daerah-daerah. Republika bekerja sama dengan berbagai lembaga, seperti Dompet Dhuafa dan Aksi Cepat Tanggap (ACT), yang mendirikan stan-stan di Masjid at-Tin (Jakarta), Masjid Pusdai (Bandung), dan Masjid al-Furqon (Yogyakarta) selama Dzikir Nasional berlangsung. Selain itu, ada pula aksi lainnya, semisal donor darah—bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan layanan kesehatan gratis—kerja sama dengan Dompet Dhuafa. 

Sementara itu, Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaidi, menekankan tema Dzikir Nasional dipilih sebagai pesan kepada publik bahwa yang terpenting dalam kehidupan adalah mengisinya dengan kebaikan dan kepedulian. Sebab, Islam pun mengajarkan bahwa sungguh merugi manusia bila perjalanan hidupnya mayoritas diisi dengan keburukan atau bersikap apatis terhadap sesama manusia.

Dzikir Nasional Republika, lanjutnya, diadakan sebagai ikhtiar media massa ini dalam menghadirkan kebaikan di tengah masyarakat, khususnya kaum Muslimin. Sembari menutup tahun 2018 dan menyambut hari pertama 2019, acara akbar ini dapat menjadi ajang untuk introspeksi dan membangun komitmen bersama demi persatuan bangsa Indonesia.

“Republika menginginkan agar tradisi baik ini bisa semakin memasyarakat untuk kebaikan bangsa ini dan kita semuanya. Acara zikir bersama, yang merupakan bagian dari rangkaian acara Festival Republik ini merupakan ikhtiar Republika untuk menyajikan acara positif di malam pergantian tahun. Acara ini mengajak masyarakat untuk menghitung diri, kebaikan apa yang telah dilakukan dan kebaikan apa yang telah direncanakan untuk tahun mendatang,” kata Irfan saat dihubungi, Ahad (30/12)

“Acara ini murni acara introspeksi. Tidak ada aroma politik apa pun, meski—harus kita akui—digelar di tahun politik 2019. Sebab, Dzikir Nasional ini sudah menjadi tradisi tahunan Republika,  yang saat ini sudah banyak berbagai kalangan melaksanakannya juga. Republika sangat bahagia melihat menjamurnya fenomena zikir di malam pergantian tahun,” katanya menuturkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement