Ahad 30 Dec 2018 19:15 WIB

Perempuan Miliki Peran Penting dalam Pemilu 2019

Perempuan harus jadi garda terdepan mengajak masarakat memilih pemimpin cerdas.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Ratna Puspita
Ketua Fraksi PKB Ida Fauziyah
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Ketua Fraksi PKB Ida Fauziyah

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Kaum perempuan bisa menjadi garda terdepan dalam mengedukasi Pemilu cerdas. Sebab, jumlah pemilih perempuan pada Pemilu 2019 lebih banyak dibandingkan engan jumlah pemilih laki- laki.

Ini menjadi salah satu alasan bagi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sangat berharap peningkatan kualitas demokrasi dan Pemilu 2019 melalui peran kaum perempuan. Ketua DPP PKB Ida Fauziyah dalam Halaqoh Ibu Nyai dan Perempuan Bangsa se-Jawa Tengah, menungkapkan, perempuan kini memiliki pengaruh yang luar biasa.

“Tak hanya di dalam lingkungan keluarga, tetapi peran dan kiprah perempuan di lingkungan sosial juga terus diperhitungkan,” jelasnya, akhir pekan kemarin.

Karena itu, perempuan harus menjadi garda terdepan dalam mengajak masarakat memilih calon legislatif (caleg) serta calon presiden dan calon wakil presiden (capres dan cawapres) dengan cerdas. Memilih cerdas yang dimaksud, yakni memilih caleg maupun capres dan cawapres yang memiliki komitmen besar untuk membangun bangsa dan menyejahterakan rakyat Indonesia dengan nilai-nilai luhur dalam berpolitik.

“Karena PKB lahir dari Rahim Nahdlatul Ulama (NU), maka kriteria tambahannya adalah  memilki komitmen mengembangkan Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah Annahdiyah,” jelas Ketua Bidang Perempuan TKN, Jokowi-Ma'ruf Amin ini.

Ketua DPW PKB Jawa Tengah KH M Yusuf Chudlori dalam kesempatan ini mengatakan, saat ini semua dihadapkan pada zaman keterbukaan. Saat ini, semua orang bebas berpendapat, bahkan sampai pada membully tanpa berfikir nilai tata krama.

Ia melihat, sekarang ini sudah banyak orang bebas membully, termasuk kepada para kiai. Bahkan, pemimpin negara sekalipun juga tak luput dilecehkan tanpa pandang bulu.

Melihat fenomena ini, ia pun mengajak dan menyerukan jihad politik untuk membangun kembali nilai, budi atau akhlak. “Yang bisa menata ini kembali hanya peran ibu yang bisa,” jelasnya.

Menurut Gus Yusuf, dalam Pemilu 2019, terutama Pilpres, tidak sekadar memilih sosok calon presiden. Namun yang perlu diingat adalah tentang menjaga nilai akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Selain itu, ia juga berpesan agar seluruh elemen bangsa untuk bijak bersosial media dan berani menangkal hoaks maupun ujaran kebencian. “Hal ini penting dikawal dan diawali oleh peran seorang ibu- ibu atau perempuan,” tambahnya.

Sepakat dengan Ida Fauziyah, Gus Yusuf, juga berharap peran politik perempuan adalah kekuatan yang nyata bagi PKB. “Bagi PKB, berpolitik adalah dalam rangka menjaga akidah,” tandasnya.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement