Ahad 30 Dec 2018 05:48 WIB

Erupsi Gunung Agung, Ini Imbauan BMKG

Erupsi gunung tersebut terjadi sekitar pukul 04.09 WITA.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Israr Itah
Asap dan abu vulkanis menyembur dari kawah Gunung Agung. (ilustrasi)
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Asap dan abu vulkanis menyembur dari kawah Gunung Agung. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat dadanya erupsi Gunung Agung di Bali pada Ahad (30/12). Mengacu pada data dari Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG dan Pos Pengamatan Gunungapi Agung, BMKG mengatakan, erupsi gunung tersebut terjadi sekitar pukul 04.09 WITA. 

BMKG melanjutkan, erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi kurang lebih 3 menit 8 detik. Sayangnya BMKG mengatakan, tidak bisa mnegamati tinggi kolom abu yang disemburkan gunung tersebut. 

BMKG mengatakan, saat ini gunung Agung masih berada pada Status Level III (Siaga). Meski demikian, BMKG merekomendasikan masyarakat di sekitar gunung dan pendaki, pengunjung atau wisatawan agar tidak berada dan tidak melakukan pendakian. Juga tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya dalam radius 4 km dari Kawah Puncak gunung Agung. 

BMKG mengatakan, zona perkiraan bahaya bersifat dinamis dan terus dievaluasi. Artinya, status zona dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan gunung Agung yang paling aktual.

BMKG juga meminta masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder. Ancaman dapat berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement