REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG –- Menjelang tutup tahun 2018, ekonomi Sumatra Selatan(Sumsel) mencatat pertumbuhan positif. Sampai kuartal III 2018, ekonomi Sumsel tumbuh di atas capaian pertumbuhan ekonomi nasional dan pertumbuhan ekonomi 2017.
“Sampai kuartal III 2018, capaian pertumbuhan ekonomi Sumsel sebesar 6,14 persen atau lebih tinggi dari capaian pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17 persen dan di atas pertumbuhan ekonomi Sumsel 2017 sebesar 5,80 persen,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumsel Ekowati Retnaningsih, Sabtu pada Kilas Balik Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018, Sabtu (29/12).
Menurut Ekowati ada beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi Sumsel pada 2018, salah satunya adalah pelaksanaan Asian Games XIX di Palembang yang menjadi tuan rumah bersama Jakarta.
Mengutip data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas yang melakukan studi dampak ekonomi selama Asian Games 2018, menurut Ekowati hajatan olahraga empat tahunan terbesar se-Asia tersebut berdampak positif bagi geliat ekonomi. Secara nasional Asian Games membuat pertumbuhan ekonomi nasional meningkat sekitar 0,05 persen dari pertumbuhan.
“Pelaksanaan Asian Games dan ditetapkannya Sumatera Selatan sebagai provinsi olahraga Bappenas mencatat total dampak ekonomi langsung Sumatera Selatan Rp18,5 triliun, terdiri dari investasi konstruksi sejak 2015 – 2018 sebesar Rp15,4 triliun, diantaranya investasi kereta api ringan atau LRT light rail trainset dan pembangunan serta renovasi venue olahraga di komplek Jakabaring Sport City,” ujar Kepala Bappeda Sumsel.
Kemudian Bappenas juga mencatat dari operasional penyelenggaran sebesar Rp2,1 triliun dan pengeluaran pengunjung di Sumsel pada Asian Games 2018 mencapau Rp968 miliar.
Sementara itu secara nasional Bappenas mencatat, dampak ekonomi langsung Asian Games dalam periode 2015 hingga 2018 atau sejak persiapan dan pelaksanaan mencapai Rp 40,6 triliun. Sebesar Rp 29,1 triliun berasal dari investasi konstruksi (2015-2018), operasional penyelenggaraan sebesar Rp 7,8 triliun, dan pengeluaran wisata mancanegara (wisman) dan wisata nusantara (wisnus) mencapai Rp 3,7 triliun (khusus 2018).
Selain pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan menurut Kepala Bappeda Ekowati Retnaningsih, sampai triwulan III 2018 Sumsel juga mencatat inflasi yang lebih rendah dibanding inflasi nasional. “Sampai triwulan III 2018 inflasi Sumatera Selatan tercatat 2,60 persen atau lebih rendah dibanding inflasi nasional sebesar 2,88 persen,” ujarnya.
Biro Pusat Statistik (BPS) Sumsel mencatat dua kota yang diukur inflasinya yaitu Kota Palembang sebesar 2,52 persen dan Kota Lubuklinggau sebesar 3,30 persen.