REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Kepala Pos Pantau Anak Gunung Krakatau Windi Cahaya Untung menilai, status Gunung Anak Krakatau masih berada di Level III (Siaga). Ia mengatakan, tak ada kenaikan status gunung hingga Jumat (28/12) malam.
Menurut dia, beredarnya informasi kenaikan status Gunung Anak Krakatau, yang disertai dengan video erupsi, merupakan kabar bohong. Karena itu, lanjut dia, masyarakat tak perlu panik dengan informasi yang tak bisa dipertanggungjawabkan tersebut. "Malam ini sedang beredar kabar adanya peningkatan status Gunung Anak Krakatau yang naik level IV. Sudah dipastikan itu hoaks," kata dia saat dikonfirmasi, Jumat (28/12) menjelang pergantian hari.
Ia mengimbau, warga tidak panik. Pasalnya, timnya akan selalu menginformasikan secara resmi keadaan Gunung Anak Krakatau kepada masyarakat jika terjadi kenaikan status.
Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Anak Krakatau pada Jumat (28/12) pukul 12.00 hingga 18.00 WIB, kondisi gunung setinggi 338 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu masih berada dalam status Siaga. Secara visual, gunung jelas terlihat hingga tertutup kabut 0-III. Asap kawah teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 100-hingga 200 meter di atas puncak kawah.
Teramati 15 kali letusan dengan tinggi 200 hingga 3.000 meter dan warna asap hitam. Asap letusan tidak berlanjut, teramati tipe letusan Surtseyan. Pada saat tidak ada letusan, puncak gunung api anak krakatau tidak terlihat lagi. Tidak terdengar suara dentuman dan tidak teramati awan panas.
Meski begitu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih merekomendasi masyarakat atau wisatawan untuk tidak mendekati kawah dalam radius lima kilometer dari kawah. Status Gunung Anak Krakatau sendiri mengalami kenaikan pada Kamis (27/12) mulai pukul 06.00 WIB dari Waspada menjadi Siaga.