Kamis 27 Dec 2018 20:17 WIB

99,1 Persen Jaringan Komunikasi Pascatsunami Sudah Pulih

Operator seluler terus lakukan langkah konstruktif termasuk penyediaan genset.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Foto aerial bangunan shelter tsunami Labuan, Pandeglang, Banten, Rabu (26/12/2018).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Foto aerial bangunan shelter tsunami Labuan, Pandeglang, Banten, Rabu (26/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Ahmad M. Ramli menyatakan, saat ini layanan telekomunikasi telah pulih 99,1 persen pascabencana tsunami di Selat Sunda yang melanda Banten dan Lampung Selatan. 

"Ada 0,9 persen BTS yang masih terganggu operasinya. Namun demikian, akses telekomunikasi di lokasi yang BTS-nya down dapat di-cover oleh mobile BTS dan sistem recovery pada saat awal terjadinya bencana," kata Ramli dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Kamis (27/12).

Baca Juga

Ia menuturkan, layanan telekomunikasi sempat mengalami gangguan akibat tidak adanya pasokan jaringan listrik untuk sejumlah Base Transceiver Station (BTS) di wilayah terdampak. Namun, upaya pemulihan langsung dilakukan oleh operator telekomunikasi.

"Saat ini sebanyak 4.687 BTS dari total 4.731 BTS eksisting yang ada di Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lampung Selatan sudah dapat beroperasi untuk mendukung kebutuhan telekomunikasi warga," ujarnya.

Ia menyampaikan, operator seluler terus melakukan langkah konstruktif termasuk penyediaan genset untuk catu daya BTS. Sedangkan untuk BTS yang belum pulih aliran listrik, Kementerian Kominfo meminta agar operator seluler mengerahkan BTS combat dan mobile genset sebagai cadangan sehingga layanan telekomunikasi bisa pulih kembali. 

"Kementerian Kominfo akan terus melakukan monitoring terhadap progres BTS yang dalam status down dan melakukan pengukuran terhadap kualitas layanan seluler (Quality of Service/QoS)," tutur Ramli.

Seiring dengan proses pemulihan, puhaknya akan memantau operator telekomunikasi yang berupaya melakukan pemulihan cadangan listrik untuk mengoperasikan kembai BTS guna mendukung pelaksanaan penanganan bencana.

"Akses telekomunikasi merupakan hal vital dalam kondisi bencana, selain untuk mendukung proses evakuasi penduduk, komunikasi dalam pencarian jenazah, peringatan dini," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement