REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Kementerian Sosial RI mengadakan program rehabilitasi sosial di lokasi pengungsian korban tsunami Selat Sunda melalui pos Layanan Dukungan Psikososial (LDP). Pos LDP menyebar ke titik-titik pengungsian namun pos utama terdapat di GOR Futsal Labuan untuk Provinsi Banten dan Lapangan Tenis Indoor Kalianda untuk Provinsi Lampung.
Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah phsyco therapi seperti trauma healing, konseling, dan pemberian motivasi hidup. Dilakukan pula play therapy yang berupa sulap dan permainan. Kemensos juga melakukan spiritual therapy yang berupa pengajian atau kegiatan keagamaan lainnya.
"Sampai saat ini sebanyak 49 anak telah mendapatkan layanan di Pondok Anak Ceria di Kecamatan Labuan," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat, Kamis (27/12).
Setiap harinya, LDP dihadiri 1.000 hingga 1.500 orang pengungsi yang ingin melakukan rehabilitasi sosial. LDP Kemensos juga telah melakukan proses reunifikasi sebanyak 10 anak.
"Pekerja sosial juga membantu merujuk 18 anak yang dirawat di rumah sakit di Kecamatan Labuan," kata Harry melanjutkan.
Pada Sabtu (22/12) tsunami tiba-tiba melanda kawasan Banten dan Lampung. Tsunami tersebut terjadi akibat longsoran Gunung Anak Krakatau. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal akibat bencana tsunami mengalami perubahan, yaitu sebanyak 430 jiwa per Rabu (26/12).
"Sampai dengan H+4 yaitu 26 Desember 2018 tercatat total korban meninggal dunia sebanyak 430 jiwa, 1.0495 orang luka-luka, 159 orang hilang, 21.991 orang mengungsi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, saat konferensi pers Tsunami Banten, di Jakarta, Rabu.