Kamis 27 Dec 2018 19:08 WIB

Kunjungan Akhir Tahun di Sleman Meningkat Signifikan

Peningkatan terjadi baik dari okupansi hotel maupun kunjungan wisatawan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kawasan wisata Candi Prambanan di Sleman, DIY.
Foto: Yusuf Assidiq.
Kawasan wisata Candi Prambanan di Sleman, DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Wisatawan yang mengunjungi Kabupaten Sleman, DIY, mengalami peningkatan signifikan dari tahun lalu. Hal itu dapat dilihat dari kunjungan ke tempat-tempat wisata, hotel maupun restoran yang ada di Sleman.

Kabar positif itu diungkapkan Ketua Badan Pimpinan Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Sleman, Joko Paromo. Ia mengatakan, peningkatan itu malah sudah terlihat satu pekan terakhir.

Ia melihat, peningkatan terjadi baik dari okupansi hotel maupun kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sleman. Kondisi itu dirasa lantaran libur Nataru dan sekolah yang tahun ini kebetulan berbarengan.

"Dalam tujuh tahun terakhir, Desember ini yang paling bagus," kata Joko, kepada Republika.co.id.

Bahkan, untuk penginapan, peningkatan kunjungan terlihat dari pemesanan ruang pertemuan. Padahal, biasanya, permintaan untuk layanan itu sudah berkurang sejak  18-20 Desember.

Sedangkan, tahun ini, pemesanan untuk ruang pertemuan masih datang dengan tanggal-tanggal akhir bulan. Menurut Joko, kondisi itu sekali lagi menunjukkan besarnya potensi wisata yang ada di Kabupaten Sleman.

"Tinggal bagaimana menyikapinya agar wisatawan menjadi pelanggan yang loyal," ujar Joko.

Ia menilai, Kabupaten Sleman turut diuntungkan budaya para pengelola hotel yang tidak mengenal persaingan kotor. Artinya, masing-masing terbiasa berkompetisi dengan memberikan nilai lebih kepada pelanggan.

Untuk sajian akhir tahun, hotel-hotel berbintang memang menyajikan paket yang menghadirkan hiburan. Biasanya, paket sudah termasuk menginap, makan pagi dan malam, serta sajian hiburan di hotel masing-masing.

The Rich Hotel contohnya, menghadirkan penyanyi kenamaan Yura Yunita dengan harga paket mulai Rp 1,5 juta. Hal itu dilakukan sebagian besar pengelola hotel sebagai nilai tambah yang ditawarkan kepada pelanggan.

"Pemesanan hotel untuk malam tahun baru rata-rata sudah mencapai 80 persen," kata Joko, menambahkan.

Ia mengungkapkan, jika dibandingkan tahun lalu, persentase itu mengalami peningkatan sekitar 30 persen. Sebab, biasanya pemesanan kamar-kamar hotel untuk malam tahun baru pada periode yang sama baru baru sekitar 50 persen.

Menurut dia, itu menandakan Sleman khususnya atau DIY umumnya, masih menjadi salah satu pilihan utama masyarakat menghabiskan malam Tahun Baru. Menandakan pula sinyal positif sebagai pilihan generasi muda.

Hal itu diamini Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Sudarningsih. Malah, kondisi itu yang membuatnya optimistis kalau target wisatawan Kabupaten Sleman mampu tercapai.

Pekan lalu, dari target delapan juta wisatawan yang dicanangkan, sudah mencapai 96,99 persen. Bahkan, sejak November saja, Kabupaten Sleman sudah mencatat 7.759.296 kunjungan wisata.

Menurut Ning, jika sudah ditambahkan kunjungan wisata sejumlah gelaran yang dihelat Candi Prambanan, bisa dibilang target itu telah terlampui. Karenanya, pada libur akhir tahun ini, ia optimistis ada peningkatan signifikan.

"Tahun lalu untuk kunjungan wisata nataru mencapai 300 ribu, tahun ini kita perkirakan sekitar 350-475 ribu kunjungan," ujar Ning.

Demi memuaskan dahaga wisatawan, Kabupaten Sleman telah mempersiapkan sejumlah gelaran yang sebenarnya sudah dimulai sejak pertengahan Desember. Sebut saja Festival Merapi.

Ada pula Festival of Light yang telah dimulai 15 Desember 2018, dan berlangsung sampai 20 Januari 2019. Selain itu, ada Festival Lampion Penjor mulai 20 Desember 2018 sampai 7 Januari 2019.

Bahkan, Kabupaten Sleman sudah mempersiapkan gelaran-gelaran tahun baru. Ada Festival Kuliner Sleman pada Maret 2019, Sleman Temple Run dan Tour de Merapi pada Juli 2019.

Selain itu, akan dimulai pembinaan terhadap sumber daya manusia yang ada. Itu dilaksanakan demi membiasakan masyarakat Sleman, utamanya yang ada di desa-desa wisata, dengan pelayanan yang berkualitas.

Terkait itu, Kabupaten Sleman baru saja mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian Pariwisata. Ada DAK nonfisik senilai Rp 913 juta, dan DAK fisik yang mencapai Rp 3,5 miliar.

"Sehingga, pada 2019, kualitas pelayanan di sektor pariwisata di Kabupaten Sleman akan lebih meningkat," kata Ning.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement