Kamis 27 Dec 2018 16:35 WIB

Perbaikan Flyover Rawa Buaya Diperkirakan Dua Pekan

Kurang dari dua minggu, jalan tersebut sudah fungsional dan sudah normal kembali.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Esthi Maharani
Kondisi terkini flyover Rawa Buaya arah Kamal sedang dalam perbaikan pot bearing, Kamis (27/12) pagi.
Foto: Republika/Mimi Kartika
Kondisi terkini flyover Rawa Buaya arah Kamal sedang dalam perbaikan pot bearing, Kamis (27/12) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Besar Pelaksana Jalan Wilayah VI sedang memperbaiki jalan layang atau flyover Rawa Buaya, Jakarta Barat. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Besar, Kementerian PUPR Jakarta Metro, Erwin mengatakan, perbaikan akan rampung dalam waktu kurang dari dua pekan.

"Pot bearing (penahan beban jalan layang) berikut expansion joint yang di atas itu sudah diperbaiki. Intinya kurang dari dua minggu, jalan tersebut sudah fungsional dan sudah normal kembali. Mudah-mudahan 12 hari," ujar Erwin saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (27/12).

Ia menjelaskan, rehabilitasi jembatan layang Rawa Buaya sudah diprogramkan sejak awal tahun 2018. Dalam waktu satu bulan, pihaknya tengah mengganti pot bearing atau penahan beban jalan layang itu. Pot bearing yang diperbaiki berada di dua titik pondasi yakni P4 dan P11.

(Baca: Flyover Rawa Buaya Ditutup Tiap Pukul 06.00-22.00)

Erwin mengatakan, renggang pada Jalan layang Rawa Buaya yang viral di media sosial karena dalam proses perbaikan. Ia menjelaskan, sebelum pot bearing itu diganti, pihaknya harus melakukan dongkrak sehingga terjadi perbedaan elevasi.

"Itu karena sebelum kita ganti pot bearing-nya kita harus lakukan dongkrak dulu, sehingga ada perbedaan elevasi itu wajar," kata Erwin.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto menambahkan, jembatan layang yang dibangun pada 2008 tersebut bukan mengalami keretakan, namun memang perlu dilakukan penggantian penahan beban atau pot bearing sekaligus penggantian bantalan karet jembatan (elastomer).

"Kita ganti perletakannya, sekaligus kita harus ganti elastomer antara lantai. Jadi itu diganti perletakannya sekaligus hubungan antar lantai penghubung, itu kan ada karet penghubungnya, hanya itu saja. Sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan di viral ada retak renggang segala macam," ujar Sugiyartanto.

Sugiyartanto mengatakan, proses penggantian penahan beban dan bantalan karet jembatan tersebut merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan jembatan yang dilakukan Kementerian PUPR. Proses pemeliharaan tersebut akan berlangsung selama 14 hari terhitung dari Rabu (26/12) kemarin.

"Itu kan dibangun 2008, repetisi atau berulangnya kendaraan berat lewat, perletakan tadi perlu penggantian , sekarang dalam pelaksanaan itu. Kalau renggang, itu kan nanti melorot atau retak atau terjadi defleksi atau luntur itu, tidak ada. Itu masih dalam batas wajar penggantian elastomir atau karet penghubung antar lantai tadi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement