Kamis 27 Dec 2018 16:09 WIB

Tsunami yang Datang Mengejutkan

Lebih dari 100 warga Lampung Selatan menjadi korban tsunami.

Sejumlah pengungsi saat tiba di Posko Pengungsian di Kalianda, Lampung Selatan, Rabu (26/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah pengungsi saat tiba di Posko Pengungsian di Kalianda, Lampung Selatan, Rabu (26/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Tsunami Selat Sunda menghantam kawasan pesisir Provinsi Lampung dan Banten, dipicu erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Sabtu (22/12) malam. Lebih dari 400 jiwa hingga kini tercatat menjadi korban tewas, ribuan orang terluka, dan puluhan ribu harus mengungsi sebagai dampak bencana alam itu.

Luka mendalam akibat bencana tsunami Selat Sunda ini sangat memukul jiwa ribuan warga kawasan perairan pesisir pantai di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, salah satu wilayah terdampak tsunami, selain Provinsi Banten. Mereka seolah tidak mempercayai bencana tiba-tiba yang musti dihadapi dan dirasakan pilu saat ini.

"Mengapa ini terjadi. Kenapa bisa seperti ini. Saya tidak percaya bisa seperti ini," ujar salah satu korban tsunami, warga Lampung Selatan yang berkeluh kesah.

Beberapa korban bencana tsunami itu pun hanya bisa menangisi anggota keluarga yang telah tiada, beserta harta benda susah payah diperoleh, telah hilang begitu saja dihantam gelombang tsunami.

Pada Kamis (27/12), tepatnya empat hari setelah bencana tsunami Selat Sunda di Lampung Selatan terjadi, kondisi di sepanjang pantai pesisir Kabupaten Lampung Selatan masih nampak berserakan reruntuhan. Seperti puing-puing kapal nelayan, rumah warga yang permanen maupun semipermanen, mushala, sekolah, pondok pesantren hingga bangunan milik pribadi maupun sarana dan fasilitas umum lainnya.

Namun, di tengah duka, lara, dan kepiluan akibat bencana tsunami ini, semangat kebangkitan mulai muncul, mulai dari Pantai Dermaga Bom hingga pantai ujung yakni Pantai Kunjir ketika pagi datang. Warga sekitar bersama seluruh elemen bergotong royong membersihkan puing-puing hingga memasuki sore.

Meskipun setelah itu, mereka harus kembali bergegas menuju ke pengungsian masing-masing di dataran tinggi kawasan pegunungan untuk menyelamatkan keluarganya.

Bantuan logistik bermacam-macam rupa terus berdatangan untuk menyuplai ke ratusan posko di lokasi bencana ini, untuk memenuhi kebutuhan pengungsi dan warga sekitar korban tsunami.

photo
Salah satu foto yang berada di puing-puing reruntuhan bangunan yang terdampak tsunami di Desa Way Uli, Kalianda, Lampung Selatan, Selasa (25/12).
Tak hanya itu, pemerintah setempat juga terus menyuplai obat-obatan bagi korban yang mulai terserang penyakit hingga terluka akibat menghindari gelombang tsunami yang terjadi pertama kalinya.

Gelombang tsunami yang terjadi di perairan pesisir Lampung Selatan diperkirakan mencapai tinggi tujuh meter sampai di Dermaga Bom, Kalianda, Lampung Selatan ini.

Akibat gelombang itu, ratusan rumah di sisi kanan membelakangi laut tergenang luapan air laut menghempas hingga mencapai dua meter, sedangkan rumah di bagian sisi kiri tergenang air laut mencapai setengah meter. Bahkan, ratusan kapal nelayan juga rusak dan setengahnya terpental hingga ke badan jalan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement