REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah mendorong transformasi ekonomi desa melalui pondok pesantren dan organisasi berbasis keagamaan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, ekonomi di perdesaan yang mengandalkan pertanian pun bisa menjadi benteng pertahanan Indonesia dari terpaan gejolak ekonomi dunia.
"Transformasi ekonomi itu perlu sehingga masyarakat tidak perlu pindah ke kota. Lebih indah hidup di desa daripada hidup berjejal-jejal di kota," kata Darmin dalam peluncuran Program Santripreneur dan Petani Muda di Pondok Pesantren Pemberdayaan Umat, Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor pada Rabu (26/12).
Darmin mengatakan, pemerintah saat ini giat membangun infrastruktur untuk bisa menghubungkan modal berupa tenaga kerja dan lahan di desa kepada pasar. Akan tetapi, infrastruktur tersebut baru bisa dimanfaatkan secara optimal jika terjadi transformasi ekonomi terutama di perdesaan.
Darmin menjelaskan, transformasi ekonomi tersebut bukan berarti alih pekerjaan dari pertanian ke industri. Menurutnya, transformasi yang dibutuhkan Indonesia adalah perbaikan model bisnis pertanian yang saat ini sudah ada.
"Tetap menanam cabai, jagung, atau padi. Tapi, cara menanamnya lebih maju, lebih rasional, dan mengkorporasikannya," katanya.
Program Santripreneur dan Petani Muda yang diresmikan hari ini merupakan bagian dari Program Kemitraan Ekonomi Umat. Program ini dirancang untuk mencetak wirausaha baru pertanian dalam rangka regenerasi petani serta mengembangkan potensi lahan nonproduktif termasuk di pondok pesantren.
Sasaran program ini adalah santri tingkat akhir, alumni pondok pesantren dan masyarakat sekitar pondok pesantren, pemuda yang sedang atau baru lulus sekolah atau kuliah, serta tunakarya yang berminat pada usaha di bidang pertanian.
Cakupan programnya adalah kegiatan pelatihan serta pengembangan usaha pertanian pascapelatihan. Pelatihan dan pengembangan usaha difokuskan pada pengembangan komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi khususnya hortikultura yang diintegrasikan dengan usaha peternakan dan perikanan.
Kemenko Perekonomian menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam memberikan fasilitasi terkait aspek penyediaan lahan, akses pembiayaan, teknologi, pasar, dan pendampingan.
Pengusaha sekaligus pendiri Medco Foundation Arifin Panigoro mengatakan, pemberdayaan ekonomi umat di Ponpes Pemberdayaan Umat, Cibuntu perlu direplikasi ke seluruh Indonesia. Dia menyampaikan, seluruh pihak terlibat dalam upaya tersebut mulai dari lembaga pesantren, institusi pendidikan tinggi, perbankan, dan pemerintah.
Dia mendorong adanya pergerakan ekonomi umat baik berawal dari pesantren maupun desa untuk maju bersama-sama. Hal itu lantaran diperlukan korporatisasi usaha pertanian yang diyakini dapat berdampak positif pada masyarakat.
"(Bantuan modal) ratusan triliun ada tapi bagaimana menjalaninya. Maka, menurut saya ini contoh yang baik karena semua pemain terlibat," kata Arifin.