Rabu 26 Dec 2018 18:03 WIB

Kemenpar Imbau Wisatawan Pilih Destinasi Selain Pantai

BMKG telah mengeluarkan peringatan gelombang tinggi pada 22-29 Desember 2018

Sejumlah wisatawan mengunjungi obyek wisata Pantai Indrayanti, Tepus, Gunungkidul, DI Yogyakarta. ilustrasi
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Sejumlah wisatawan mengunjungi obyek wisata Pantai Indrayanti, Tepus, Gunungkidul, DI Yogyakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui Tim Tourism Crisis Center (TCC) mengimbau wisatawan untuk sementara waktu memilih destinasi liburan selain pantai. Imbauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga meminta masyarakat atau wisatawan agar menjauh 1 kilometer dari pantai.

"Untuk itu sebaiknya sementara memilih liburan selain ke pantai, dan upayakan untuk selalu meng-update info cuaca melalui akun media sosial atau mobile aplikasi Info BMKG" ujar Ketua Tim Crisis Center Kemenpar, Guntur Sakti, di Jakarta, Rabu (26/12).

Ia sekaligus mengingatkan wisatawan untuk mematuhi imbauan pemerintah termasuk BMKG saat liburan. Pihaknya terus melakukan monitoring pascatsunami di Lampung dan Banten pada Sabtu (22/12/2018) di mana menurut data dan informasi yang diterima Tim TCC dari Badan Meterorologi dan Geofisika (BMKG), masyarakat diminta untuk waspada terhadap cuaca dan gelombang tinggi.

"BMKG telah mengeluarkan peringatan gelombang tinggi pada 22 hingga 29 Desember 2018 di sejumlah wilayah pantai Indonesia. Maka masyarakat dan wisatawan diharap tidak abai terhadap imbauan pemerintah," ujarnya.

Ia mengatakan bagi wisatawan atau masyarakat yang ingin menghabiskan Libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 dimintainya agar mematuhi imbauan dari pemerintah.

BMKG sebelumnya menyatakan gelombang dengan tinggi 1,25 hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, perairan Sabang-Banda Aceh, perairan barat Aceh, juga di perairan barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, perairan Enggano-Bengkulu, perairan barat Lampung, Samudera Hindia barat Sumatera, dan Selat Sunda bagian selatan.

Selain itu gelombang tinggi berpeluang terjadi di perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumba, Selat Bali hingga Selat Lombok dan Selat Alas bagian selatan, perairan Pulau Sawu hingga Pulau Rote Kupang, Laut Timor selatan NTT, laut Sawu hingga selat Ombai, perairan selatan Flores, Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTT, laut Natuna bagian Utara.

BMKG juga mendeteksi potensi gelombang tinggi di perairan Utara kepulauan Anambas hingga kepulauan Natuna, laut Jawa bagian barat, laut Flores, perairan kepulauan Baubau hingga kepulauan Wakatobi, Laut Banda bagian barat, perairan selatan Kepulauan Sermata hingga kepulauan Tanimbar, laut Arafuru bagian barat, laut Sulawesi, perairan Utara Sulawesi, perairan Kepulauan Sangihe, hingga Kepulauan Talaud.

Perairan Bitung Manado, laut Maluku bagian Utara, perairan Halmahera, laut Halmahera, perairan Utara Papua Barat hingga Papua dan Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua juga berpeluang menghadapi gelombang tinggi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement