Rabu 26 Dec 2018 17:01 WIB

70 Persen Pengajar TKA/TPA di DIY Berstatus Mahasiswa

Setelah selesai kuliah, mereka pun kembali ke daerahnya masing-masing.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yusuf Assidiq
 Pelantikan Pengurus Badko TKA/TPA Kota Yogyakarra Periode 2018-2022, di Gedung DPD RI Perwakilan DIY.
Foto: Neni Ridarineni.
Pelantikan Pengurus Badko TKA/TPA Kota Yogyakarra Periode 2018-2022, di Gedung DPD RI Perwakilan DIY.

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA -- Saat ini, jumlah santri TKA (Taman Kanak-kanak Alquran ) dan TPA (Taman Pendidikan Alquran) di DIY tercatat sekitar 75 ribu orang. Sedangkan jumlah ustaz dan ustazahnya sekitar 15 ribu orang.

Dari jumlah pengajar itu, ujar Ketua Badan Koordinasi TKA/TPA, M Muhsonef, sekitar 70 persennya merupakan mahasiswa yang kebanyakan pendatang. "Sedangkan yang bukan mahasiswa dan penduduk asli hanya sekitar 30 persen," kata dia, usai Pelantikan Pengurus Badko TKA/TPA Kota Yogyakarta Periode 2018-2022, di Gedung DPD RI Perwakilan DIY.

Karena kebanyakan ustaz/ustazah-nya merupakan mahasiswa dan pendatang, maka setelah selesai kuliah, mereka pun kembali ke daerahnya masing-masing. Pihaknya mencatat, para pengajar ini antara lain merupakan mahasiswa dari UIN Sunan Kalijaga, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, dan perguruan tinggi lainnya.

Para ustaz/ustazah tersebut,  Muhsonef menambahkan, sejak dari awal membina para santri dengan ikhlas. Mereka pun tidak pernah mendapatkan insentif dari pemerintah.

"Namun, ketika pembinaan yang dilakukan sudah bagus, tiba-tiba setelah selesai kuliah mereka diminta pulang oleh orangtuanya," ujarnya.

Oleh karena itu, supaya tidak terputus dan kekurangan ustaz/ustazah maka dipacu dengan membina TQA (Ta’limul Quran Lil Aulad). Menurutnya, di DIY sudah ada tumbuh sekitar 150 unit yang khusus membina TQA (pasca TKA/TPA) yang sudah Iqro/Alquran. "Diharapkan mereka yang akan menggantikan kami, supaya tidak putus mata rantai," kata Muhsonef.

Diakuinya, pertumbuhan TKA/TPA di DIY terus meningkat. Pada 2007-2012, jumlahnya masih sekitar 300-325 unit dan sekarang sudah sekitar 440 buah.

Ia menuturkan, Yogyakarta merupakan cikal bakal berdirinya TKA/TPA. Karena itu dari berbagai daerah, sudah banyak yang melakukan studi banding. "Bahkan, rencananya akan diambil sebagai program nasional," ujarnya.

Sementara itu, dalam kepengurusan Bakor TKA/TPA Yogyakarta 2018-2022, terpilih sebagai ketua umum adalah Muhaimin yang menggantikan Andry Sunny.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi dalam sambutannya mengharapkan agar Bakor TKA/TPA Yogyakarta  bersinergi dengan organisasi lain untuk mencapai tujuan menyiapkan generasi muda yang mampu menerapkan seluruh kewajiban agama Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement