REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Penyakit demam berdarah dengeu (DBD) yang diderita warga Kota Cimahi dua bulan terakhir mengalami peningkatan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, pada Oktober lalu jumlah penderita DBD mencapai 216 dan Desember naik mencapai 292 kasus penyakit DBD.
Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Romi Abudrakhman mengatakan penemuan kasus DBD banyak terdapat di wilayah Kelurahan Cipageran, Kelurahan Cimahi dan Kelurahan Cibabat.
"Tadi kita lakukan (Pemberantasan Sarang Nyamuk) di dua RW di Cibabat, RW 02 dan 23. Informasi dari Puskemas, itu RW yang banyak kasusnya," ujarnya, Jumat (21/12). Dirinya menambahkan, Kelurahan Cipageran pun diketahui banyak jentik nyamuk di tiap rumah yang diperiksa.
Menurutnya, pihaknya terus melakukan upaya pencegahan dengan pemberantasan sarang nyamuk dan jentiknya. Sehingga diharapkan, bisa
memutus mata rantai penyakit demam berdarah.
Ia menuturkan, virus dengeu yang terkena ke manusia masuk ke aliran darah manusia melalui gigitan nyamuk. "Penyakit itu dapat menyerang siapa saja kapan saja" ungkapnya.
Menurutnya, gejala seseorang yang terkena DBD adalah suhu tubuh naik tinggi, nyeri sendi, sakit kepala dan nyeri otot. Bahkan jika dalam kondisi yang parah gejalanya bisa membuat diantaranya kerusakan pada pembuluh darah dan kelenjar getah bening, muntah darah, keluarnya darah pada gusi.
Romi mengimbau kepada masyarakat yang mengalami gejala tersebut agar segera memeriksakan ke dokter untuk diperiksa. Sekaligus agar cepat tertangani.