Jumat 21 Dec 2018 19:54 WIB

Muslim di Padang Desak Pemerintah Tegas Soal Muslim Uighur

"Kita tidak benci etnis Cina... Yang kami kutuk perilaku mereka kepada saudara kita,"

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ribuan Muslim di Kota Padang, Sumbar menggelar aksi longmars untuk menanggapi kekerasan yang dialami Muslim Uighur.
Foto: Republika/Sapto Andika Candra
Ribuan Muslim di Kota Padang, Sumbar menggelar aksi longmars untuk menanggapi kekerasan yang dialami Muslim Uighur.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ribuan umat Muslim yang tergabung dari beragam organisasi masyarakat (ormas) di Kota Padang, Sumatra Barat menggelar longmars dari Masjid Nurul Iman menuju Kantor Gubernur Sumatra Barat, Jumat (22/12) siang. Mereka menyerukan pesan solidaritas bagi umat Muslim Uighur di Xinjiang, Cina yang menjadi korban kekerasan oleh otoritas pemerintah Republik Rakyat Cina (RRC). 

Umat Muslim di Padang yang berjalan kaki sekitar 3 kilometer (km) di bawah terik matahari juga mendesak pemerintah Indonesia untuk bersikap tegas atas nama hak asasi manusia (HAM) dan atas nama konstitusi Indonesia yang menghormati hak kemerdekaan Muslim Uighur menjalankan agama. Mereka juga meminta pemerintah RRC agar menghentikan kekerasan dalam bentuk apapun atas nama Muslim Uighur atas alasan apapun, karena bertentangan dengan HAM.

Baca Juga

Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), khususnya dewan HAM, juga didorong untuk membentuk tim pencari fakta atas kekerasan yang terjadi atas Muslim Uighur. "Bila segala upaya diplomatik ini tidak membuahkan hasil, maka duta besar RRT tidak layak ada di negeri beradab ini," ujar Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Sumbar Urwatul Wusqa, Jumat (22/12). Isu tentang Uighur menjadi pemberitaan utama media-media massa dunia belakangan ini. 

Pemerintah Cina disinyalir melakukan pembersihan etnis dan ideologi kepada kelompok Uighur yang beragama Islam. Pembersihan etnis dan ideologi ini dilakukan dengan kekerasan. Ketua Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Sumbar, Erwin, menyebutkan bahwa Muslim Uighur bahkan kesulitan untuk menjalankan ibadahnya. Karenanya, aksi damai yang dilakukan siang ini mengutuk keras pemerintah RRC yang merestui tindak kekerasan terhadap Muslim Uighur. 

"Kita tidak benci (etnis) Cina-nya karena negeri Cina adalah negeri Allah. Yang kami kutuk adalah perilaku mereka terhadap saudara-saudara kita seiman dan seakidah," kata Erwin. 

Selain melakukan aksi longmars, berbagai ormas Muslim yang berkumpul di Kantor Gubernur Sumbar juga mengumpulkan donasi untuk disumbangkan kepada Muslim Uighur. Targetnya, donasi sebanyak Rp 1 miliar bisa dikumpulkan dari umat Muslim di Sumatra Barat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement