Jumat 21 Dec 2018 17:42 WIB

Mengapa Trump Pilih Keluar dari Suriah?

Menhan AS memilih mundur setelah tak sepakat dengan Trump.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Pasukan Amerika di Suriah
Foto:
Perang Saudara Suriah

Dalam surat itu Mattis mengatakan ia tidak dipaksa mengundurkan diri oleh Trump.  Mattis merupakan seorang pensiunan Jendral Marinir yang dekat dengan NATO dan sekutu lama Amerika, hal inilah yang membuatnya sering bertentangan dengan Trump. 

Ketika Mattis diwawancara Trump untuk mengisi posisi Menteri Pertahanan pada 2016 lalu ia berbeda pandangan dengan presiden AS ke-45 itu disejumlah isu. Termasuk isu NATO dan penggunaan penyiksaan. Trump akhirnya mengakui kualitas Mattis.

Dalam tulisannya itu ia yakin Amerika harus mempertahankan sekutu yang kuat dengan menunjukan rasa hormat. Trump sudah menarik AS dari sejumlah perjanjian internasional sejak Januari 2017 lalu.

"Amerika Serikat harus tegas dan tidak ambigu dalam pendekatan terhadap negara-negara yang kepentingan strategisnya menegang dengan kepentingan kami," kata Mattis dalam surat tersebut.

Ia mengidentifikasi Rusia dan Cina sebagai negara-negara yang ingin membentuk dunia searah dengan model otoritarian yang mereka miliki. Mattis masuk ke dalam daftar panjang pejabat-pejabat dalam pemerintahan Trump yang mengundurkan diri.

Pergeseran kebijakan luar negeri ini meningkatkan ketidakpastian di Gedung Putih seiring Trump mendekati separuh masa jabatannya.

Berita AS yang menarik mundur pasukan mereka telah mengejutkan banyak sekutu militer Negeri Paman Sam tersebut.  Presiden Prancis Emmanuel Macron membujuk presiden AS agar mempertahankan pasukan di Suriah sebagai benteng melawan kebangkitan ISIS.

Sementara itu, Truk Amerika Serikat (AS) yang membawa senjata ke kelompok Kurdi YPG/PKK mulai meninggalkan Suriah pada Rabu malam (19/12). Ini dilakukan setelah Washington mengumumkan penarikan pasukannya.

Seperti dilansir Anadolu, Kamis (20/12),  sumber setempat mengatakan, truk  memasuki Irak sekitar jam 11 malam. Truk terlihat membawa mesin berat dan pembersih ranjau.

Presiden AS Donald Trump pada  Rabu mengumumkan kemenangan atas kelompok ISIS di Suriah. "Sudah waktunya bagi pasukan kita untuk pulang. Anak-anak kami, wanita muda kami, orang-orang kami - mereka semua kembali, dan mereka akan kembali sekarang," kata Trump dalam sebuah video yang diunggah di Twitter.

AS memulai kampanye udara di Suriah pada  2014 dengan mengerahkan pasukan ke negara itu untuk membantu dalam perjuangan melawan ISIS bersama mitra lokal tahun berikutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement