Kamis 20 Dec 2018 02:40 WIB

Salaman dengan Warga Madura, Jokowi: Ada Setrumnya

Jokowi menganggap dukungan dari ulama adalah hal yang baik.

Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (tengah) menerima sorban dari tokoh ulama Madura saat menghadiri Deklarasi Akbar Ulama se-Madura untuk Jokowi-Maruf di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Rabu (19/12/2018).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (tengah) menerima sorban dari tokoh ulama Madura saat menghadiri Deklarasi Akbar Ulama se-Madura untuk Jokowi-Maruf di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Rabu (19/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKALAN -- Calon presiden pejawat Joko Widodo merasakan ada dukungan dari masyarakat di Madura. Perasaan itu ia peroleh saat bersalaman langsung dengan warga.

"Salaman tadi ada setrumnya. Terus salaman lagi, nyetrum semua tadi," kata Mantan wali kota Solo itu setelah acara Pembagian Sertifikat Tanah untuk Rakyat di Pendopo Kabupaten Bangkalan, Madura, Rabu (20/12).

Baca juga, Jokowi: Kalau Saya Anti-Ulama Enggak Mungkin Ada Hari Santri.

Sebelumnya, calon presiden nomor urut 01 itu hadir dalam acara Deklarasi Ulama Madura untuk mendukung pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin. Ia juga mengikuti arak-arakan menuju lokasi acara dengan menaiki delman yang dihiasi bunga-bunga.

Masyarakat antusias menyambutnya dan banyak dari mereka meneriakkan nama Jokowi serta mengabadikan momentum itu melalui kamera ponsel.

Jokowi enggan membicarakan target kemenangan di wilayah yang selama ini dianggap bukan kantong suara potensial untuk kubunya. "Kok target menang, targetnya berapa, salaman tadi ada setrumnya," katanya.

Dukungan para ulama sendiri, bagi dia, dianggap sebagai sesuatu yang sangat baik.

Ia mengaku sangat senang bisa diundang oleh para ulama yang selama ini memegang peran signifikan bagi pembentukan karakter bangsa.

"Saya diundang oleh ulama-ulama kemarin di Pondok Pesantren Jombang, sekarang diundang oleh ulama di Madura, ya saya datang silaturahmi ke ulama," katanya.

Ia menegaskan tak khawatir terkait suaranya di Madura yang dianggap masih rendah.

"Ya nanti, nanti di lihat 17 April 2019 seperti apa, rakyat kan sekarang sudah  mempunyai kalkulasi, sudah cerdas, sudah matang dalam berdemokrasi dan politik," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement