REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Jebolnya tanggul sungai Congger di Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, tak hanya membuat sawah di sekitarnya terendam banjir. Namun di sisi lain, kondisi itu juga menyebabkan sawah yang jaraknya jauh dari lokasi dan menggantungkan airnya dari sungai itu justru mengalami kekeringan.
Hal itu diungkapkan seorang petani di Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, Rusdani. Dia mengatakan, ratusan hektare sawah di desanya saat ini kekurangan air karena tak mendapat pasokan air yang cukup dari sungai tersebut.
"Ini lagi ramai musim tanam. Tapi airnya malah gak ada,’’ keluh Rusdani, Rabu (19/12).
Rusdani mengatakan, pasokan air dari sungai mulai terhenti sejak tiga hari yang lalu. Kondisi itu diperparah dengan minimnya curah hujan sehingga sawah tak mendapat pasokan air yang cukup.
Rusdani mengaku, saat ini sudah mulai membajak sawahnya dengan traktor. Namun, hal itu sulit dilakukan karena tanahnya kering. Akibatnya, proses membajak sawah menjadi terhenti.
"Karena airnya tidak ada, tanamnya jadi mundur. Padahal inginnya cepat-cepat tanam,’’ kata Rusdani.
Petani lainnya, Basar, mengatakan, tanaman padinya kini sudah berusia 12 hari. Tiga hari yang akan datang, tanaman padinya akan memasuki masa pemupukan pertama.
"Sedang butuh air yang cukup,’’ ucap Basar.
Seperti diketahui, tanggul sungai Congger di Blok Lungsemut, Desa Kendayakan, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, jebol, Ahad (16/12). Kondisi itu mengancam pelaksanaan musim tanam ribuan hektare sawah di sejumlah desa.
Areal sawah yang terletak di sekitar tanggul yang jebol pun terendam air. Padahal, lahan tersebut baru saja selesai ditanami.