REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jambi, Fachrori Umar mengatakan seluruh desa di Jambi pada 2019 ditargetkan sudah teraliri listrik. Kini hanya tinggal 74 desa yang belum dialiri listrik.
"Saya harap PLN pada 2019 semua desa di Provinsi Jambi teraliri listrik," katanya, Rabu (19/12).
Hal itu disampaikannya pada saat menerima audiensi dan koordinasi Direktur PLN Unit Induk Pembangunan Sumatera Tengah dan Unit Pelaksana Proyek Jaringan Jambi, di Jambi. Ia menambahkan pembangunan insfrastruktur dan sistem kelistrikan di Provinsi Jambi mengalami banyak peningkatan dan dirinya sangat mengapresiasinya.
Pemprov Jambi berserta pemkab/pemkot sangat mendukung dan mengharapkan PT PLN (Persero) membangun proyek kelistrikan khususnya di Jambi, dalam upaya pemenuhan kebutuhan energi listrik bagi seluruh masyarakat di daerah itu.
Sistem kelistrikan Jambi saat ini terkoneksi melalui jaringan transmisi 150 KV sistem Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (S2JB). Sistem ini memiliki 5 Gardu Induk (GI) yaitu Gardu GI Aur Duri, Payo Silincah, Muarabulian, Muarobungo, Merangin dan Sungaigelam.
"Berdasarkan kelompok tarif, kelompok rumah tangga masih mendominasi penjualan listrik PLN di Provinsi Jambi sebesar 65,9 persen, komersial 19,9 persen, publik/pemerintahan 6,8 persen dan industri 7,5 persen. Penyaluran listrik kepada kelompok industri masih melalui saluran transmisi 20 KV, diharapkan kedepannya harus menyediakan sistem transmisi lebih dari 20 KV," kata dia.
Direktur Bisnis Regional Sumatra, Wiluyo Kusdwiharto mengatakan kondisi kelistrikan Sumatra terus mengalami kemajuan signifikan. Pada 2018, desa berlistrik sudah 95,26 persen dan ungkapan itu senada dengan Plt Gubernur Jambi pada 2019 semua desa sudah teraliri listrik 100 persen.
Ia menerangkan kendala dan tindakan dalam mencapai itu diantaranya belum adanya akses jalan yang memadai menuju lokasi pekerjaan. Kemudian perizinan pembangunan jaringan listrik yang melintas kawasan hutan lindung, hutan produksi dan hutan konservasi, lokasi melalui kawasan tanam tumbuh warga, keterlambatan datangnya MDU tiang dan Isolator serta cuaca ekstrem dan kurangnya tenaga kerja vendor.