Senin 17 Dec 2018 17:59 WIB

Kemenhub: Puncak Arus Libur Natal Diprediksi 21 Desember

Kemenhub akan membatasi jam operasional mobil barang di sejumlah ruas jalan tol

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Jalan Tol Trans Jawa dari Merak hingga Pasuruan sepanjang 920 km ditargetkan bisa digunakan pada Liburan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019
Jalan Tol Trans Jawa dari Merak hingga Pasuruan sepanjang 920 km ditargetkan bisa digunakan pada Liburan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, puncak arus liburan Natal akan terjadi pada Jumat (21/12) malam. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setyadi memperkirakan, terjadi peningkatan jumlah penumpang 10 sampai 15 persen dibanding dengan tahun lalu karena beroperasinya tol Jakarta hingga Surabaya.

Untuk mengantisipasi dampak kemacetan dari peningkatan tersebut, Kemenhub melakukan berbagai upaya. Di antaranya, pembatasan operasional mobil barang pada beberapa ruas jalan tol dan jalan nasional.

"Untuk libur Natal, pembatasan mulai 21 Desember pukul 00.00 WIB sampai 22 Desember pukul 24.00 WIB dan 25 Desember seharian," ujar Budi saat dihubungi Republika, Senin (17/12).

Pelarangan diberlakukan terhadap dua ruas pada sejumlah jalan tol. Di antaranya jalur Jakarta–Merak, jalan tol Prof Soedyatmo, jalan tol Lingkar Luar Jakarta (JORR), jalan tol Bawen–Salatiga, jalan nasional Medan–Brastagi Tanah Karo, jalan nasional Tegal–Purwokerto, jalan nasional Mojokerto–Caruban.

Budi menambahkan, pada 21 dan 22 Desember juga akan diberlakukan satu arah pada beberapa ruas tol. Termasuk, Jakarta–Cikampek arah ke Cikampek, jalan tol Cikampek–Padalarang–Cileunyi arah ke Cileunyi dan jalan nasional Pandaan–Malang arah ke Malang.

Jalan nasional Probolinggo–Lumajang arah ke Lumajang, dan jalan nasional Gilimanuk–Denpasar arah ke Denpasar juga diberlakukan sistem yang sama.

Pembatasan juga dilakukan pada periode tahun baru yang dimulai pada 28-29 Desember dan 1 Januari 2019. Keputusan ini sudah tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 115 Tahun 2018.

Budi menjelaskan, larangan ditujukan kepada mobil barang dengan jumlah berat yang diizinkan (JBI) lebih dari 14 ribu kg. Misalnya, mobil barang sumbu tiga atau lebih, mobil barang dengan kereta tempel atau gandeng dan mobil barang yang digunakan untuk mengangkut bahan galian lainnya.

Selain pembatasan, Budi menambahkan, Kemenhub juga fokus menyiapkan jalur alternatif yang berdampingan dengan jalan utama dan jalan tol. "Kami siapkan dalam artian adalah kesiapan petugas dan petunjuk arah bagi orang yang akan menggunakan jalan tersebut," tuturnya.

Sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan di lapangan, Budi memastikan, pihaknya dan kepolisian akan siap melakukan rekayasa lalu lintas. Apakah itu diberlakukan contraflow, one way maupun mengalihkan kendaraan ke jalan yang lain apabila terjadi kemacetan panjang.

Budi menjelaskan, prioritas pemerintah tahun ini terbilang berbeda dengan tahun lalu. Jalan tol Jakarta-Surabaya yang akan beroperasi pada libur Natal akan menjadi fokus pengamanan pemerintah.

Menurut Budi, potensi ancaman sepanjang jalan tol tersebut akan berbeda. Dari Jakarta hingga Cikampek, kemacetan diprediksi menjadi permasalahan utama. Sedangkan, dari Cikampek, Cirebon, Semarang sampai Surabaya, rawannya adalah kecelakaan lalu lintas. "Sebab, jalurnya panjang dan kemungkinan kondisi pengendara akan lelah," ujarnya.

Kepada pengemudi, Budi menganjurkan agar segera beristirahat apabila sudah merasa lelah ataupun mengantuk. Pihaknya sudah memastikan kesiapan rest area, termasuk berkoordinasi dengan Pertamina terkait ketersediaan bahan bakar minyak. Kementerian Kesehatan juga akan menyediakan posko pemeriksaan kesehatan, laiknya saat libur Lebaran.

Upaya lain yang akan dilakukan pemerintah adalah menghentikan sementara pengerjaan proyek di Tol Jakarta-Cikampek (Japek). Menurut Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengatakan akan menghentikan sementara pengerjaan proyek di Tol Jakarta-Cikampek (Japek), yakni dari Selasa (18/12).

Ada lima proyek yang dihentikan sementara, yakni Tol Layang Jakarta-Cikampek II, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, kereta ringan (Light Rail Transit/ LRT), flyover dan rehabilitasi jalan.

Bambang menjelaskan, penghentian tersebut tidak akan berlangsung lama mengingat target penyelesaian proyek yang sudah dicanangkan pemerintah. Proyek Tol Layang Jakarta-Cikampek II harus rampung untuk digunakan saat arus mudik Lebaran 2019. "LRT juga harus segera selesai untuk dioperasikan pada pertengahan 2019," ucapnya.

Menurut prediksi Bambang, jumlah kendaraan yang melintas di Tol Jakarta-Cikampek saat liburan Natal dan Tahun Baru nanti sekitar 80 ribu per hari. Apabila terjadi kepadatan, contra flow akan diberlakukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement