Senin 17 Dec 2018 16:00 WIB

BMKG Sebut Angin Monsoon Mulai Pengaruhi Cuaca Indonesia

Cuaca juga dipengaruhi oleh fenomena El Nino.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Indira Rezkisari
Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjuk peta sebaran awan dan potensi hujan.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjuk peta sebaran awan dan potensi hujan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan bahwa hingga akhir Desember 2018, terjadi sirkulasi Monsoon angin baratan di Indonesia. Sedangkan, daerah lainnya didominasi angin timuran mulai dari Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Sementara di selatan ekuator didominasi angin dari selatan.

Deputi Bidang Klimatologi, Herizal mengatakan, pola tersebut terbentuk di perairan bagian barat Kalimantan dan Sumatra, perairan Kalimantan bagian selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku. Serta bagian utara Papua yang berpotensi dalam pembentukan awan-awan hujan.

"Umumnya daerah bagian barat Indonesia akan mendapatkan penambahan suplai uap air karena aktifnya MJO (Madden-Julian Oscillation) atau massa udara basah sehingga awan-awan hujan lebih mudah terjadi," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (17/12).

Selain itu, pengaruh cuaca juga dipengaruhi oleh fenomena El Nino. Ia menyampaikan, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyebut bahwa kondisi El Nino telah terpenuhi dari sisi menghangatnya lautan Pasifik, namun interaksi antara lautan dengan atmosfer belum terjadi di antara keduanya.

Akibatnya, pergerakan atmosfer belum menunjukkan situasi yang biasa terjadi pada kondisi El Nino.

Menurut Herizal, berdasarkan pantauan BMKG, penghangatan suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan timur telah mengindikasikan El Nino lemah yaitu di atas 0,5-1 derajat Celsius. Sementara, Samudera Hindia pada bulan akhir November 2018 menunjukkan kondisi di mode positif yang tidak berkontribusi dalam penambahan uap air di wilayah Indonesia bagian barat.

Ia juga menyatakan kondisi suhu perairan Indonesia dalam kondisi normal. Tercatat ada penurunan atau kenaikan suhu permukaan laut antara 0,5-1 derajat Celsius.

Meski demikian, ia mencatat ada penurunan suhu permukaan laut yang terjadi di sekitar selatan Bali sampai Nusa Tenggara Barat, dan selat Makassar. Lalu, Wilayah dengan suhu permukaan laut lebih hangat terdapat di perairan barat sekitar Sumatra bagian utara, Laut Timor, Laut Seram, dan Laut Maluku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement